Beranda Opini

Dilema Perubahan Paradigma Pendidikan Indonesia pada Masa Disrupsi Covid-19

0

Tentu, transformasi total sistem pendidikan tidak mudah, perlu adanya “Survival Innovation”. Setidaknya ada 3 jenis gagasan utama Survival Innovation yang dapat dilakukan yaitu:

Pertama, gagasan Digital Innovation, ini berupa integrasi teknologi informasi dalam pendidikan pada tingkat depan dari pendidikan yaitu tingkat sekolah. Inovasi ini harus semakin dipercepat, untuk diwujudkan secara terstruktur dan sistematis serta harus adanya jaminan inovasi digital berupa pendidikan online menjadi komponen integral model pendidikan hybrid di sekolah.

Siswa diberikan akses teknologi ke sumber belajar dan bahkan dibimbing belajar keterampilan teknis melalui media komputer, laptop, tablet dan ponsel yang terhubung dengan internet.

Bagi siswa yang memang memiliki akses ke teknologi yang tepat, ada bukti bahwa belajar online bisa lebih efektif dalam beberapa cara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata-rata, siswa mempertahankan 25-60% lebih banyak materi di dalam otaknya ketika belajar online dibandingkan dengan hanya 8-10% di ruang kelas.

Hal tersebut terjadi, karena sebagian besar disebabkan oleh kemampuan siswa dapat belajar lebih cepat secara online. E-learning membutuhkan 40-60% lebih sedikit waktu untuk belajar daripada di lingkungan kelas tradisional, karena siswa dapat belajar dengan cara mereka sendiri, kembali dan membaca kembali, melewatkan, atau mempercepat melalui konsep yang mereka pilih sendiri.

Namun demikian, efektivitas pembelajaran online bervariasi di antara kelompok umur. Konsensus umum menyatakan, bahwa anak-anak yang lebih muda memerlukan lingkungan yang terstruktur, karena anak-anak tersebut lebih mudah terganggu.

Untuk mendapatkan manfaat penuh dari pembelajaran online, perlu ada upaya bersama untuk menyediakan struktur ini. Dengan mereplikasi kelas fisik melalui kemampuan video, menggunakan berbagai alat kolaborasi dan metode keterlibatan menggugah inklusi, personalisasi dan intelijen dari siswa.

Baca juga:  INSANI Bisa Menang dalam Pilgub Kepri?

Untuk itu, pemimpin Sekolah harus mempersiapkan tenaga pengajarnya menjadi fasilitator pengembangan kompetensi siswa dan sekaligus sebagai pencipta konten pendidikan digital yang handal, dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Inovasi Digital tidak selalu dimaknai dengan pembelajaran online, namun dapat juga berupa aplikasi offline dengan berbagai strategi penyampaian materi dalam bentuk digital based content khususnya untuk pembelajaran di daerah yang tidak terjangkau dengan internet dengan baik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini