Beranda Opini

Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Transformasi Pemukiman Pesisir di Indonesia

0
Dr Indra Martias, SKM, MPH

Oleh:
Dr. (Cand) Indra Martias, SKM, MPH
Dosen Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

PEMUKIMAN pesisir di Indonesia memiliki konteks unik dan banyak masalah utama. Berikut adalah beberapa konteks dan masalah penting yang harus dipahami.

Geografis dan Demografis. Indonesia adalah negara kepulauan dengan garis pantai yang sangat panjang, dengan lebih dari 17.000 pulau. Ini menimbulkan masalah geografis untuk mengelola pemukiman pesisir yang tersebar di seluruh kepulauan.

Selain itu, Indonesia memiliki populasi yang padat, dan mayoritas penduduknya tinggal di daerah pesisir. Ancaman bencana alam, karena lokasinya di Cincin Api Pasifik, Indonesia rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, banjir, dan badai tropis.

Bencana-bencana ini sering menyerang pemukiman pesisir di Indonesia. Salah satu negara yang paling terkena dampak kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim adalah Indonesia.

Banyak pemukiman pesisir di Indonesia menghadapi masalah erosi pantai dan genangan air laut. Migrasi penduduk dari daerah pedesaan ke kota-kota pesisir menyebabkan pemukiman pesisir sering menjadi tujuan utama urbanisasi.

Hal ini dapat menempatkan infrastruktur, sumber daya air bersih, dan layanan kesehatan di bawah tekanan. Pengelolaan sumber daya alam seperti perikanan, hutan mangrove dan pertambangan sangat penting bagi penduduk pesisir Indonesia.

Pengelolaan sumber daya yang tidak berkelanjutan, dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan dampak negatif pada mata pencaharian. Perencanaan tata ruang, kebijakan, dan tata kelola sering menjadi masalah.

Ketidakpastian hukum, penggunaan lahan yang tidak terencana, dan kurangnya koordinasi antarinstansi dapat menjadi hambatan. Kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial ekonomi adalah masalah besar di sebagian besar pemukiman pesisir.

Orang-orang yang tinggal di pemukiman pesisir sering kali memiliki akses yang terbatas terhadap layanan dasar seperti sekolah dan pelayanan kesehatan. Aktivitas manusia di pemukiman pesisir, seperti penambangan pasir, reklamasi pantai, dan pembangunan yang tidak terkontrol, dapat merusak ekosistem pesisir dan membahayakan biodiversitas.

Baca juga:  Ansar Ahmad untuk Kepri Baru Kepri Maju

Persaingan atas sumber daya alam, terutama di bidang perikanan, dapat menyebabkan konflik antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk nelayan tradisional, industri perikanan besar, dan pemerintah.

Untuk mengembangkan dan mengatur pemukiman pesisir di Indonesia, penting untuk memahami konteks ini. Penggunaan teknologi seperti Artificial intelligence/kecerdasan buatan dapat membantu mengatasi beberapa masalah ini dan membangun pemukiman pesisir yang lebih berkelanjutan dan tahan terhadap bencana.

Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) pada pemukiman pesisir di Indonesia
Karena kemampuan AI dapat memberikan solusi yang lebih efisien, dan tepat waktu, terhadap sejumlah masalah penting yang dihadapi oleh pemukiman pesisir Indonesia, penggunaan AI sangat relevan dalam menangani masalah-masalah tersebut.

Berikut adalah beberapa alasan AI dapat digunakan sebagai solusi permasalahan pemukiman pesisir. AI dapat membuat prediksi bencana alam yang lebih akurat dengan menganalisis data dari sensor, pemantauan geospasial, dan cuaca.

Ini memberikan kesempatan lebih besar untuk melakukan peringatan dini dan tindakan pencegahan sebelum bencana terjadi. AI dapat digunakan untuk memantau sumber daya alam seperti perikanan, hutan mangrove dan pertambangan.

Ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis data yang canggih untuk menemukan praktik ilegal atau berbahaya yang merusak lingkungan, sehingga mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

AI dapat membantu dalam perencanaan kota yang berkelanjutan dengan memodelkan pertumbuhan penduduk, kebutuhan infrastruktur, dan dampak perubahan iklim. Ini memungkinkan pemukiman pesisir untuk merancang infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim dan memungkinkan pertumbuhan penduduk yang cepat.

AI dapat juga membantu kita memahami lebih baik tentang dampak perubahan iklim pada pemukiman pesisir. Analisis data cuaca dan iklim yang lebih mendalam dapat membantu kita membuat keputusan darurat yang cepat dan efisien.

Baca juga:  Menakar Keseriusan Kepri Menuju Provinsi yang Inovatif

AI dapat digunakan untuk memantau infrastruktur seperti jembatan dan tanggul pantai itu dapat mengintegrasikan dan menganalisis data geospasial dengan akurat untuk perencanaan tata kota yang efektif.

Sistem pemantauan berbasis AI dapat mendeteksi kerusakan atau potensi kerusakan dengan cepat. Kecerdasan buatan ini dapat digunakan untuk melihat data ekonomi dan sosial di pemukiman pesisir.

Ini meningkatkan pemahaman tentang kemiskinan, ketidaksetaraan, dan kualitas hidup. Memanfaatkan kecerdasan buatan dalam pemukiman pesisir di Indonesia bukan hanya tentang teknologi, itu juga tentang bagaimana kecerdasan buatan dapat membantu perencanaan yang lebih baik, pengambilan keputusan yang lebih baik, dan respons yang lebih cepat terhadap tantangan kompleks yang dihadapi oleh pemukiman pesisir.

Artinya, kecerdasan buatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan pemukiman pesisir.

Dalam penataan pemukiman pesisir Indonesia, AI dapat meningkatkan keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan.

Peningkatan Keamanan. AI dapat memantau data cuaca, tinggi air sungai, dan aktivitas seismik secara real-time, yang memungkinkan sistem peringatan dini yang lebih cepat dan akurat, memungkinkan warga untuk evakuasi lebih awal saat terjadi bencana alam seperti banjir, gempa bumi, atau tsunami. Lalu, pemantauan lingkungan. AI dapat membantu memantau kondisi lingkungan.

Efisiensi Infrastruktur. AI dapat membantu mengoptimalkan sistem transportasi laut untuk pemukiman pesisir. Ini dapat mencakup pengelolaan transportasi umum, rute pengiriman barang dan peningkatan mobilitas penduduk.

Kedua, AI dapat membantu mengelola pasokan air bersih dengan lebih baik. AI dapat mendeteksi kebocoran, memantau penggunaan air, dan secara otomatis mengatur distribusi air.

AI dapat digunakan untuk melakukan pengawasan yang lebih baik terhadap sumber daya alam seperti perikanan, hutan mangrove, ekosistem laut dan pertambangan di daerah pesisir. Ini membantu menjaga keberlanjutan ekosistem dan mata pencaharian penduduk daerah pesisir.

Baca juga:  Pers, Pulsa dan Persepsi

AI dapat membantu dalam perencanaan tata kota yang berkelanjutan dengan memodelkan pertumbuhan penduduk dan dampaknya pada lingkungan. AI dapat membantu sistem pengelolaan sampah bekerja lebih baik, yang memungkinkan daur ulang yang lebih efisien dan pengurangan limbah.

AI juga dapat membantu pemukiman pesisir mengatasi tantangan yang lebih besar, seperti perubahan iklim, dengan memberikan alat analisis data yang kuat untuk lebih memahami dinamika lingkungan.

Penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan pemanfaatan AI di pemukiman pesisir di Provinsi Kepulauan Riau adalah, penelitian Indra Martias dan kawan-kawan.

Penelitian ini melakukan kajian tentang model spasial penataan pemukiman sehat berkelanjutan di Pulau Penyengat yang membagi 5 dimensi berkelanjutan antara lain. Dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, hukum/kelembagaan dan infrastruktur hijau.

Pulau Penyengat merupakan pulau kecil yang syarat akan nilai historis di masa lalu yang menghubungkan 3 kerajaan melayu di Selat Malaka antara lain Kerajaan Riau Lingga, Johor dan Singapura.

Pulau ini merupakan cagar budaya sekaligus destinasi wisata nasional dan internasional yang telah diusulkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO.

Hasil penelitian menunjukkan kelima dimensi yang menjadi objek kajian memiliki status keberlanjutan yang berbeda-beda, dimana peta spasial dapat digunakan oleh pengambil kebijakan sebagai decision support system dalam menata pemukiman yang berkelanjutan di pesisir Pulau Penyengat sebagai kawasan cagar budaya.

Dengan demikian, AI memiliki potensi untuk membantu menciptakan pemukiman pesisir yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan di Indonesia.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini