Beranda Lipsus Features

Bendera Merah Putih Bawa Sambas Bisa Keliling Indonesia

0
Muhamad Sambas duduk di bawah pohon ketapang sambil menuggu pembeli bendara yang dijualnya di bilangan Jalan Ganet, Tanjungpinang-f/zulfan-hariankepri.com

JAM masih menunjukkan pukul 07:00 WIB. Matahari belum sempurna menyinari pagi di Tanjungpinang. Ruas jalan Ganet pun masih sepi. Hanya para pemotor yang lalu lalang sibuk mengantar anak-anak menuju sekolah.

Di salah satu pinggir Jalan Ganet, tidak jauh dari masjid Miftahul Al Falah, ada seorang pria yang sibuk menata setumpuk jualan. Dilihat dari jauh, itu dipastikan adalah bendera merah putih.

Mengenakan kaos warna hitam, dipadu jeans biru dengan aksesoris topi, pria ini
mulai mengangkat beberapa bambu diturunkan dari pikap.

Di lokasi ini, pohon ketapang ia fungsikan. Dijadikan tiang mengikat tali, yang kemudian untuk menggantungkan kain merah putih, beragam bentuk.

Waktu menunjukkan pukul 07:30 WIB, di hari Jumat (28/7/2023). Sudah setengah jam berlalu, tata menata jualan selesai dikerjakan. Sebatang rokok pun mulai dinyalakan dan dihisap. Sekedar tanda, bahwa badannya perlu rehat sejenak.

Pria ini adalah Muhamad Sambas. Dia lahir di Kabupaten Garut, Jawa Barat pada tahun 1980 silam. Datang ke Tanjungpinang, hanya untuk berjualan bendera merah putih. Konsep dagang musiman ini memang kerap muncul, jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan RI.

Sambas yang terlihat sangat nikmat menyeruput secangkir kopi, dan menghisap sebatang rokok, saya pun menghampiri pria yang akrab disapa Kang Sambas ini.

Dengan wajah semringah, yang murah senyum, Kang Sambas bersemangat untuk berbagi kisah. Apapun yang ditanya soal dagangannya, pasti dijawab antusias.

Sambas mengungkapkan, bahwa dirinya sudah berjualan bendera merah putih ini sejak 15 tahun silam. Bahkan, berkat berdagang musiman ini, Sambas bisa keliling ke beberapa kota dan provinsi di Indonesia.

Mulai dari Semarang, Cilacap (Jawa Tengah), Ende, Bejawa, Sumba (NTT), Bima, Mataram (NTB), Provinsi Jambi, Lampung, Kalimantan Utara, ke Bintan dan Tanjungpinang (Kepri).

Baca juga:  Jelang HUT ke-78 RI, Pedagang Bendera Mulai Ramaikan Kota Tanjungpinang

“Keliling kota-kota di Indonesia bukan mimpi saya. Tapi, ini demi menafkahi istri dan 3 anak saya yang masih sekolah,” ucap Sambas yang tinggal indekos di daerah Jalan Ganet itu, kepada hariankepri.com.

Sebagai tulang punggung keluarga, Sambas yang baru 4 hari di Kota Tanjungpinang itu mengaku, cukup senang bisa berada di kota yang sangat ramah dan kental adat Melayunya ini.

“Kalau sudah lewat musimnya, saya kembali ke kampung jadi kuli bangunan,” sebutnya.

Sambas melakoni pekerjaan berdagang bendera ini, sebab tidak ada modal awal yang harus ia keluarkan. Sistemnya, si pemilik bendera yang memodali, lalu dari hasil penjualan itu ada pembagiannya.

Berkat kepercayaan pemilik bendera terhadapnya, membuat Sambas tetap semangat berdagang dari pagi hingga sore, meski kadang jarang dihampiri oleh pembeli.

“Saya optimis dan berprinsip, bahwa pembeli pasti ada ketika ada penjual,” ucapnya.

Ada beberapa jenis bendera yang dijualnya, mulai dari ukuran kecil hingga ukuran besar. Untuk bendera merah putih, dengan ukuran 60 centimeter dijual Rp 30 ribu. Sedangkan ukuran 120 cm dijual Rp 40 ribu.

Sementara untuk umbul-umbul, dijual dari Rp 35 ribu sampai dengan Rp 50 ribu. Ada juga bendera yang panjang 9 meter dengan 10 gelombang yang biasa digunakan untuk perkantoran seharga Rp 350 ribu.

Dengan variasi harga dan berbagai macam bendera yang ditaja oleh dirinya itu, Sambas yakin menjelang hingga 16 Agustus 2023 sebagai hari terakhir menginjak di tanah Tanjungpinang, barang dagangannya bisa laris dibeli oleh masyarakat.

“Semoga bisa banyak yang beli, jelang Agustusan nanti,” ucap Sambas penuh harap. (zulfan)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini