TANJUNGPINANG (HAKA) – Dinas Pemberdayaan Perempuam dan Perlindungan Anak (DP3APM) Kota Tanjungpinang, mencatat, mulai Januari 2023 hingga April 2023, ada 36 anak Tanjungpinang yang menjadi korban kekerasan.
Kepala DP3APM Kota Tanjungpinang, Rustam mengatakan, dari 36 itu, 12 anak di antaranya korban kekerasan seksual, 11 orang korban penelantaran, lalu 7 orang korban kekerasan fisik.
“Selanjutnya 5 orang korban kekerasan psikis, terakhir 1 orang korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO),” kata Rustam, Selasa (16/5/2023) kepada hariankepri.com.
Lebih lanjut Rustam merincikan, dilihat dari jenis kelaminnya, untuk kekerasan seksual semuanya berjenis kelamin perempuan, sebanyak 12 orang.
Lalu, korban penelantaran 6 orang berjenis kelamin perempuan dan 5 laki laki, korban kekerasan fisik 3 perempuan dan 4 laki laki.
“Untuk korban kekerasan psikis 4 orang berjenis kelamin perempuan dan 1 orang laki laki. Sedangkan korban TPPO 1 orang berjenis kelamin perempuan,” sebutnya.
Ia menjelaskan, pelaku kekerasan anak ini, mayoritas berusia di atas 18 tahun sampai 60 tahun yaitu sebanyak 29 orang dan sisanya berusia di bawah 18 tahun.
“Kalau tahun 2022 lalu total kekerasan terhadap anak ada 83 kasus,” tuturnya.
Untuk itu, agar kasus ini tidak terus berkembang, ia meminta kepada semua pihak, perlu memberikan perhatian terhadap perkembangan dan kesejahteraannya.
“Mulai dari para orang tua, para pendidik di sekolah, masyarakat di lingkungan, organisasi pemeritah perlu memberikan perhatian terhadap anak-anak,” ujarnya.
Ia juga berpesan, kepada sekolah sekolah yang ada dari jenjang TK hingga SMA sederajat harus mengadopsi dan mengimplementasikan konsep sekolah ramah anak.
“Kelurahan yang ada di wilayah juga perlu mengimplementasikan konsep kelurahan ramah peduli anak, sehingga kalau ini diterapkan terus bisa menekan kasus kekerasan anak,” tukasnya.(zul)
