TANJUNGPINANG (HAKA) – Sertifikasi CHSE (Clean, Healthy, Safety, and Environmentally Suistainability), adalah proses pemberian sertifikat kepada Usaha Pariwisata, Destinasi Pariwisata, dan Produk Pariwisata lainnya.
“Tujuannya, untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan,” terang Plt Kadis Pariwisata Kepri, Raja Hery Moekhrizal.
Ia mengatakan, CHSE kini menjadi standar baru industri pariwisata, di tengah pandemi Covid-19. Penerapan program ini adalah, dengan melakukan sertifikasi CHSE untuk para pelaku usaha di industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Termasuk di antaranya adalah usaha pariwisata meliputi jasa transportasi wisata, hotel, homestay, rumah makan, restoran, hingga Meetings, Incentives, Conferencing, Exhibitions (MICE),” sebutnya.
Kemudian, sambung Hery, fasilitas lain yang terkait meliputi pusat informasi wisata, tempat penjualan oleh-oleh dan cinderamata, toilet umum, dan usaha atau fasilitas lain yang terkait pariwisata.
Ia menerangkan, sertifikasi ini tidak dipungut biaya apapun alias gratis. Dimensi sertifikasi CHSE, terdiri dari Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan.
“Tiga kriteria yang perlu dipenuhi adalah manajemen atau tata kelola, kesiapan karyawan, serta partisipasi pengunjung,” terangnya.
Bagi pengelola pariwisata yang ingin memperoleh sertifikat CHSE, sambung Hery, yakni dengan mendaftar melalui website chse.kemenparekraf.go.id dan ikuti langkah-langkah yang ada dilink tersebut.
Ia pun optimis Kepri telah siap untuk menyambut kebangkitan pariwisata ditengah pandemi, apalagi dengan terus meningkatnya kepedulian para pelaku pariwisata akan standar baru CHSE ini.
Dilansir dari website chse.kemenparekraf.go.id pada Minggu (29/1/2023), tercatat ada 474 Usaha tersertifikasi di Kepri. Terdiri dari berbagai jenis bidang usaha seperti hotel, penginapan, homestay, lokasi wisata, lokasi olahraga, golf, rumah makan. (kar)
