TANJUNGPINANG (HAKA) – Prof Dr Abdul Malik, dikukuhkan sebagai guru besar tetap bidang Ilmu Sastra dan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Kamis (8/6/2023).
Pengukuhan Mantan Dekan FKIP UMRAH itu sebagai guru besar tetap, dilakukan oleh Rektor UMRAH, Prof Agung Dhamar Syakti di Auditorium UMRAH, Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang.
Dalam pengukuhan itu, Prof Dr Abdul Malik menyampaikan orasi ilmiah berjudul Raja Ali Haji: Dengan Kalam Menyatukan Bangsa.
Malik memaparkan, bagaimana perjuangan Raja Ali Haji (RAH) dalam menyatukan bangsa Indonesia melalui karya-karyanya.
Dia mengatakan, semasa hidupnya, RAH telah menulis 2 buku bidang bahasa, yakni Bustan al-Katibin, yaitu buku ejaan dan tata bahasa Melayu, dan Kitab Pengetahuan Bahasa, yang merupakan kamus ekabahasa Melayu.
Selain itu, RAH juga, telah melakukan pengembangan dan pembinaan bahasa Melayu secara intensif sehingga menjadi bahasa Melayu tinggi atau bahasa baku.
RAH juga ujarnya, telah membuat tulisan lain dalam bidang ilmu agama Islam, sastra, filsafat, ilmu hukum, ilmu politik, ilmu pemerintahan, dan sejarah.
“Dalam karirnya sebagai penulis, RAH telah menulis 20 karya,” katanya.
Malik pun mengajak, seluruh civitas akademika UMRAH untuk mengarifi RAH yang telah berjaya membangun Taman Para Penulis yang anggun dan bermutu di Pulau Penyengat pada abad ke-19.
“UMRAH harus berjaya membangun, membina, dan mengembangkan Taman Para Cendekiawan dan Budayawan modern di Bandar Seri Dompak, tempat kampus utama UMRAH berdiri,” pesannya.
Sehingga, UMRAH mampu berkontribusi dalam pengembangan peradaban dunia, baik di timur maupun barat.
“Juga harus mampu mengoptimalkan kerja keras, kerja cerdas, kerja kemas, dan kerja bernas,” pungkasnya.
Rektor UMRAH, Prof Agung Dhamar Syakti menyampaikan, pengukuhan Prof Dr Abdul Malik sebagai guru besar tetap Ilmu Sastra dan Bahasa Indonesia FKIP UMRAH menjadi suatu kebahagiaan sendiri bagi seluruh civitas akademika UMRAH.
Selain itu, pengukuhan Prof Dr Abdul Malik juga menurutnya, merupakan sebuah capaian yang luar biasa bagi UMRAH, serta Provinsi Kepri dan juga bangsa Indonesia.
“Karena ada seorang guru besar yang memang bisa menjaga dan menjadi mata rantai untuk memastikan bahasa Indonesia dan kesusastraan Indonesia bisa menjaga peradaban di masa akan datang,” ujarnya.(kar)
