Beranda Headline

Warga Tanjungpinang Berhasil Panen Padi di Lahan Bekas Tambang Bauksit

0
Ady Indra Pawennari sedang menggiling gabah pagi yang mereka panen di bekas lahan tambang bauksit, Kota Tanjungpinang-f/istimewa-ady indra pawennari

TANJUNGPINANG (HAKA) – Ady Indra Pawennari, warga Kelurahan Air Raja, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), yang menanam padi di atas lahan bekas tambang bauksit di pekarangan rumahnya, berhasil dipanen.

“Alhamdulillah, akhirnya kita bisa panen padinya. Saya sangat senang, karena di tengah-tengah pesimisme banyak orang, kami bisa hadir memberikan bukti,” ungkap Ady Indra Pawennari di sela kegiatan panen, Sabtu (10/6/2023).

Pria kelahiran Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan itu, tak henti-hentinya menebar senyum kepuasan, atas keberhasilannya menaklukkan lahan bekas tambang bauksit menjadi lahan produktif penghasil bahan pangan.

“Keberhasilan ini bukan saja karena lahannya bekas tambang bauksit, tapi ini adalah sejarah baru bagi kota Tanjungpinang yang untuk pertama kalinya berkontribusi sebagai daerah penghasil padi di Indonesia,” jelasnya.

Ady juga mengaku bangga atas apresiasi dan respon positif sejumlah pihak, termasuk Kementerian Pertanian dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) atas keberhasilannya menanam padi di atas lahan bekas tambang tersebut.

“Saya bukan siapa-siapa, saya bukan peneliti dan juga bukan sarjana pertanian. Tapi, saya anak petani yang sudah biasa sejak kecil menanam padi di kampung halaman di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan,” tuturnya.

Pantauan di lapangan, padi unggul jenis varietas CL 220 yang dipanen Ady di atas lahan seluas 4 x 9 meter di belakang rumahnya itu, mampu menghasilkan gabah kering panen sebanyak 39 kilogram atau 10 ton per hektar.

Keberhasilan Ady menanam padi di atas lahan bekas tambang bauksit ini, tak lepas dari keseriusannya menekuni bidang pertanian dan inovasi cocopeat atau serbuk sabut kelapa yang dikembangkannya selama ini.

Tanah bauksit yang tadinya keras dan berbatu, kini bisa menjadi lembab dan gembur karena rekayasa cocopeat yang memilki keunggulan mudah menyerap dan menyimpan air dalam jangka waktu tertentu.

Baca juga:  Tren Pasang Surut Air Laut Menurun, BMKG Prediksi Tak Ada Banjir Rob Lagi

“Jadi, jangan lihat jumlah hasilnya. Tapi, lihat capaiannya. Paling tidak, saya bisa buktikan hari ini, bahwa Tanjungpinang sudah bisa menghasilkan padi,” tambahnya.

Ady yang pernah dianugerahi gelar Pahlawan Inovasi Teknologi dari MNC Media tahun 2015 silam, siap menjadi bapak angkat bagi masyarakat Tanjungpinang yang ingin mengembangkan tanaman padi.

“Kalau ada masyarakat yang berminat mengikuti jejak saya, Insya Allah saya siap jadi bapak angkat. Artinya, saya bersedia melakukan pendampingan, baik dari sisi teknologi, pembiayaan dan pengolahan pasca panen,” tutupnya. (rul)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini