Beranda Daerah Tanjungpinang

Taman Tepi Laut Terancam Amblas

0
Dinding pembatas laut Taman Laman Bunda, Tepi Laut jebol. Akibatnya, tanah timbun yang ada di taman itu banyak terseret arus.

TANJUNGPINANG (HAKA) – Tingginya pasang air laut dan kencangnya kecepatan angin mengakibatkan batu pemecah gelombang dinding pembatas laut Taman Laman Bunda, Tepi Laut jebol. Akibatnya, tanah timbun yang ada di taman itu banyak terseret arus.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Kebersihan dan Pertamanan Kota Tanjungpinang, Almazuar Amal menyampaikan, air laut keruh yang ada di tepian dinding pembatas laut Taman Laman Bunda itu dikarenakan batu pemecah gelombang itu jebol.

“Sekarang ini kan air laut terjadi pasang dengan kedalaman yang tinggi dan ditambah dengan gelombang yang kuat makanya batu pemecahan gelombang itu jebol,” ujarnya menjawab hariankepri.com, Selasa (14/2/2017).

Dengan kejadian ini, pihaknya segera melakukan perbaikan batu miring dan pemecah gelombang tersebut. “Ya, nanti kita usahakan untuk memperbaikinya. Ketinggian gelombang seperti ini kan hanya tinggal beberapa hari lagi. Jadi kami tunggu air laut itu stabil segera setelah itu kami perbaiki,” jelasnya.

Terkait hal ini salah seorang petugas kebersihan taman, Safri menyampaikan, kejadian ini sudah terjadi sekitar seminggu yang lalu. Namun terjadinya air keruh ini bukan titik lobang yang pertama, melainkan ini sudah lobang yang kedua.

“Ya, Bang, Yang pertama di sudut taman bocornya. Tapi dua hari yang lalu sudah diperbaiki dan sudah bagus. Hari ini tengah pulak yang bocor lagi,” ujarnya.

Dilanjutkannya, jika tidak segera ditangani akan berbahaya. Sebab, kalau sudah terlalu banyak tanah di bawah taman ini yang terseret arus, sudah tentu taman ini tidak ada kekuatan lagi. Bahkan taman ini bisa amblas.

Menurutnya, tingginya pasang air laut tidak terlalu mempengaruhi. Namun yang sangat mempengaruhi itu, adalah kapal-kapal yang melaju lewat di depan taman ini.

Baca juga:  Arif: Tanjungpinang dan Bintan Zona Oranye Covid-19

“Padahal kan sudah dikasih tanda bahwa di depan sini harus pelan-pelan, agar gelombang tidak terlalu kuat. Seharusnya dinas terkait harus koordinasi dengan pihak syahbandar agar kapal itu diberi peringatan,” jelasnya. (zul)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini