Beranda Opini

Potensi Beras Berpigmen, Sebagai Alternatif Diet Bagi Penderita Diabetes

0
Hana Widiawati

Oleh:
Hana Widiawati
Mahasiswa Program Doktor Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada

DATA terbaru menunjukkan, bahwa penderita diabetes di dunia mencapai 530 juta orang. Hal tersebut diprediksi, akan terus meningkat hingga 780 juta kasus pada tahun 2045.

Indonesia sendiri menempati posisi ke-5 dengan angka diabetes terbanyak, yaitu sebesar 19,5 juta. Ini menjadikan, diabetes sebagai penyebab kematian nomor 3 di Indonesia.

Diabetes adalah penyakit, yang disebabkan oleh menurunnya kinerja organ pankreas, dalam menghasilkan hormon insulin, yang menyebabkan kadar gula darah mengalami peningkatan.

Hal tersebut mengakibatkan gula darah menumpuk di sel-sel tubuh, dan tidak dapat diubah menjadi energi. Diabetes dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Namun, gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, menjadi pemicu utama meningkatnya kasus diabetes.

Dari faktor penyebabnya, ada dua jenis diabetes yakni diabetes tipe 1 disebabkan oleh adanya kelainan genetik (tubuh kehilangan fungsi menghasilkan insulin).

Diabetes tipe 1 dapat terjadi saat usia anak-anak, remaja, dan dewasa. Sedangkan gaya hidup yang tidak sehat, menyebabkan penimbunan lemak dan tergolong kedalam diabetes tipe 2.

Untuk meminimalisir dampak menjadi lebih buruk, maka penderita diabetes memiliki beberapa pantangan makanan, yang sebaiknya dihindari. Untuk meminimalisir risiko diabetes menjadi lebih parah, dengan pemilihan makanan pokok seperti beras/nasi.

Beras telah menjadi bahan makanan pokok masyarakat Indonesia karena memiliki kalori yang tinggi sebagai sumber energi untuk menjalakan aktivitas harian.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, konsumsi beras rumah tangga di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 20,6 juta ton atau sekitar 77,5 kg per kapita per tahun. Namun, konsumsi nasi putih memiliki efek buruk terhadap kadar gula darah bagi penderita penyakit diabetes.

Baca juga:  Mengenal Tipe Hujan

Beras putih memiliki indeks glikemik yang tergolong tinggi, yang dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah dengan cepat/ tidak terkontrol. Indeks glikemik menunjukkan seberapa cepat makanan akan mempengaruhi kenaikan gula darah.

Pemahaman terhadap indeks glikemik makanan dapat menjadi salah satu acuan dalam penerapan pola hidup sehat. Indeks glikemik makanan dapat dibedakan menjadi tinggi (>70), sedang (55-70), dan rendah (<55).

Selain beras putih, ada juga beras berpigmen, yakni beras merah dan beras hitam yang memiliki nilai indeks glikemik yang relatif rendah. Hal tersebut menyebabkan, konsumsi nasi merah maupun nasi hitam akan dicerna oleh tubuh secara perlahan, sehingga kenaikan gula darah tidak terjadi secara drastis.

Selain memiliki indeks glikemik yang relatif rendah, beras berpigmen merupakan jenis beras yang kaya nutrien serta tinggi kandungan serat. Sehingga, konsumsi nasi merah maupun nasi hitam, akan mengakibatkan rasa kenyang yang relatif lebih lama. Tidak mudah lapar, jika dibandingkan dengan konsumsi nasi putih.

Padi merah dan padi hitam mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral, yang bermanfaat bagi manusia Nutrien yang terkandung dalam beras berpigmen, antara lain vitamin B3, vitamin B1, vitamin B6, mangan, fosfor, dan zat besi.

Warna merah maupun hitam pada beras berpigmen, menunjukkan kandungan senyawa fenolik (antosianin) tinggi, yang berperan penting sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas.

Banyaknya manfaat yang diperoleh dari konsumsi beras berpigmen, dapat menjadi alternatif makanan bagi penderita diabetes, sehingga kondisi yang lebih parah dapat dicegah/diminimalisir.

Namun kenyataan di masyarakat menunjukkan, bahwa konsumsi beras merah maupun beras hitam masih tergolong rendah, karena kurangnya informasi yang diperoleh. Maka dari itu, perlu dilakukan edukasi ke masyarakat, terkait manfaat dari mengonsumsi beras berpigmen.

Baca juga:  Tanjungpinang Darurat Kok Bintan Damprat

Kasus diabetes terus meningkat setiap tahunnya. Suatu langkah kecil dapat menjadi perubahan yang besar. Keputusan ada di tangan kita. Mari kita mulai dari diri sendiri dan keluarga terdekat untuk menerapkan pola hidup sehat, agar terhindar dari penyakit diabetes di kemudian hari. ***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini