Beranda Opini

Menerka Rudi 2024

0

Robby Patria

Oleh:
Robby Patria
Wakil Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI Tanjungpinang

TAHUN 2024 akan ada pergelaran besar pemilu, pilpres dan pilkada. Tiga agenda yang disatukan di tahun yang sama dengan jarak yang tak begitu jauh. Ada tahapan yang beririsan menyebabkan perlu kerja keras penyelenggara pemilu dan partai agar dapat memenangkan kompetisi besar itu.

Partai Nasional Demokrat atau dikenal NasDem mulai melakukan rapat kerja khusus menghadapi pilkada, pemilu dan pilpres di Batam. Muncul isu agar Rudi, Ketua Partai NasDem Provinsi Kepulauan Riau ikut pilkada Gubernur Kepri 2024.

Ide itu sangat beralasan, walaupun dibantah oleh elit NasDem Kepri sepeti Tengku Afrizal bahwa tak ada pembicaraan soal pilkada gubernur 2024.

Jika melihat potensi tokoh yang memiliki popularitas tinggi, maka Rudi, yang saat ini walikota Batam adalah lawan seimbang dari Gubernur inkumben Ansar Ahmad.

Suara Rudi di pilkada Batam 2020 sebanyak 267 ribu. Sementara suara Ansar Ahmad di seluruh Pilkada di Kepri meliputi Batam, Tanjungpinang, Karimun, Lingga, Natuna, Bintan dan Anambas mencapai 308 ribu lebih. Artinya ada selisih 41 ribu lebih antara suara Ansar dan suara Rudi.

Selisih yang tipis itu, jika Rudi berusaha mencari dari Tanjungpinang, Karimun dan daerah lainnya, maka bisa saja dapat dipenuhi.

Inilah yang menjadi nilai lebih Rudi karena lebih dari 15 tahun menjadi orang berpengaruh di Batam. Mulai menjadi anggota DPRD Batam, wakil walikota bersama Ahmad Dahlan, kemudian walikota Batam dua periode.

Secara politik, jejak Rudi di Batam yang berhasil melakukan perubahan kota menjadi lebih baik dianggap akan mampu mengubah wajah pusat pemerintahan di Tanjungpinang dan daerah pesisir di Kepulauan Riau.

Baca juga:  Covid-19 Menguji Pemerintahan Jokowi

Keterkaitan pemilihan wakil walikota Tanjungpinang juga sebenarnya adu kuat kekuatan Golkar dan NasDem. Jika NasDem mengalihkan dukungan ke Endang Abdullah, maka itulah upaya untuk mengurangi kekuatan Golkar yang menang mutlak di Tanjungpinang pada saat pilkada 2020.

Lalu di mana posisi Marlin jika Rudi ikut pilkada?Marlin bisa saja menjadi anggota DPR RI dari Partai NasDem mengggantikan Nyat Kadir. Jika Nyat masih ingin ke DPR RI, maka Marlin bisa menjadi DPD ataupun menjadi Wali Kota Batam.

Persoalannya Marlin akan menghadapi Amsakar jika sama sama ke Wali Kota Batam. Yang sangat ideal, Marlin ke DPR RI atau ke DPD daripada Rudi ke DPR RI ataupun ke DPD.

Dengan kapasitas Rudi sebagai Ketua DPW NasDem, maka sudah selayaknya ikut bertarung menjadi Gubernur Kepri.

Sejauh ini, kita bisa saksikan di pilkada 2020, NasDem hanya kalah di Bintan. Sementara di Batam, Lingga, Tanjungpinang, adalah kepala daerah yang berasal dari kader NasDem. Wali Kota Tanjungpinang Rahma, adalah Kader NasDem. Bupati Lingga Nizar dan Neko, Wakil Bupati Lingga juga kader NasDem.

Sama dengan Wali Kota Batam dan Wakil Wali Kota juga kader NasDem. Sementara di Karimun, NasDem juga sukses mengantarkan Ketua DPD NasDem Anwar Hasyim untuk kali kedua menjadi Wakil Bupati mendampingi Aunur Rofiq.

Di Anambas Nasdem berhasil mengusung dan memenangkan inkumben. Di Natuna, calon yang diusung NasDem menang Pilkada. Sedangkan calon Golkar kalah di Natuna.

Dengan adanya kader NasDem di Kepri, maka basis suara NasDem menyebar di seluruh Kepri dan memudahkan untuk gerak Rudi di pilkada Kepri berikutnya.

Efek samping NasDem yang sedang menimang-nimang mengusung calon presiden seperti Anies Baswedan maupun Ridwan Kamil, tentu memiliki coat-tail effect atau adalah istilah umum yang merujuk kepada hasil yang diraih oleh suatu pihak, dengan cara melibatkan tokoh penting efek tersebut bisa saja akan berimbas terhadap caleg caleg NasDem, dan calon pilkada yang akan diusung NasDem di pemilu legislatif 2024.

Baca juga:  Ikhtiar Melawan Covid-19, Vaksinasi Itu Menyenangkan

Arah Rudi akan mengikuti pilkada 2024 sudah dapat dirasakan ketika tokoh Perpat Saparudin Muda yang dekat dengan Rudi di awal pelantikan Gubernur sudah membuat status di Facebook soal Rudi akan mengikuti pilkada 2024.

Bahkan Perpat akan demo. Namun Ansar cepat bergerak menemui Saparudin di rumahnya di Bengkong. Selain itu, poster bertuliskan “Rudi Abang Kita” dan Kepri 2024 menyebar di Whatsapp group, bisa dijadikan sinyal persiapan Rudi mulai nampak. Walaupun belum ada statement khusus Rudi soal itu.

Membaca gerakan politik tak bisa hanya dari pernyataan politik. Biasanya pernyataan akan disampaikan ketika menjelang pendaftaran calon. Namun sebelum sampai tahap itu sudah melakukan kegiatan menuju ke sana.

Gubernur Ansar Ahmad tak akan diam soal itu. Dia akan memanfaatkan waktu menjabat selama tiga tahun ini untuk meyakinkan publik bahwa dia terbaik.

Sehingga melakukan upaya agar dapat terpilih kembali menjadi gubernur untuk periode lima tahun yang akan datang 2024-2029. Inilah real jabatan lima tahun.

Jika Ansar hanya banyak beretorika dan menampilkan pencitraan maksimal selama tiga tahun ini tanpa hasil kerja yang dapat disaksikan dengan mata, maka itu akan menjadi senjata makan tuan. Rudi bisa mengubah Batam menjadi lebih menawan itu fakta.

Sementara Ansar akan mengubah Tanjungpinang jadi little Hongkong tanpa ada aksi nyata, bisa membuat warga tergerus kepercayaan kepada Gubernur. Inilah potensi akan menyebabkan larinya suara ke calon lain.

Banyak janji kampanye harus ditunaikan Ansar selama tiga tahun. Dan bisa kita lihat di ujung akhir masa jabatannya apakah janji kampanye itu jadi terwujud atau cuma sekedar pemanis kampanye? Termasuk selama tiga tahun ke depan akankah Ansar meneken persetujuan pemekaran Kepri jadi provinsi Natuna-Anambas.***

Baca juga:  INSANI Bisa Menang dalam Pilgub Kepri?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini