Beranda Opini

Membangun Semangat Literasi Madrasah

0

Membangun Semangat Literasi Madrasah

Gerakan Literasi Madrasah (GLM) merupakan usaha komprehensif untuk menjadikan madrasah sebagai masyarakat pembelajar yang dilakukan semua pihak baik pemerintah, guru, peserta didik, maupun orang tua/wali. GLM penting dilaksanakan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu dan kompetensi peserta didik menghadapi era revolusi industri 4.0.

Satuan pendidikan dibawah Kemendikbud memiliki regulasi dalam implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) setelah diterbitkannya Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Gerakan Literasi Sekolah. Namun satuan pendidikan dibawah Kementerian Agama tidak memiliki regulasi dalam implementasi program literasi ini, sehingga perlu untuk mengadopsi aturan-aturan penyelenggaraan GLS dengan kearifan lokal sesuai visi misi Kemenag.

Hal ini tidak menjadi penghalang bagi satuan pendidikan di bawah Kemenag untuk menyukseskan program kegiatan literasi, bahkan madrasah melakukan sejumlah kreatifitas GLM tanpa terlalu terikat aturan baku.

Salah satu tema penting yang harus digiatkan dalam Gerakan Literasi Madrasah yang digagas oleh Kementerian Agama adalah mengenai moderasi beragama dan toleransi. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari beragam suku, bangsa, agama, ras, budaya, adat istiadat, afiliasi politik, dan sebagainya. Kemajemukan merupakan ciri khas bangsa Indonesia sebagaimana diabadikan pada semboyan negara yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan ini memiliki makna filosofis yang mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang rukun, aman dan damai.

Perbedaan agama adalah salah satu perbedaan dalam kemajemukan bangsa Indonesia. Agama Islam adalah agama universal yang ajarannya ditujukan kepada seluruh umat manusia untuk menegakkan keadilan, menjadi rahmat bagi sekalian alam, menjaga keharmonisan, mengeliminasi kedzaliman, meletakkan pilar-pilar perdamaian dan menjauhi perpecahan.

Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia yang majemuk dan multikultural adalah salah satu penyebab pentingnya pemahaman seluruh warga negara terhadap moderasi beragama dan toleransi, terutama pada generasi usia sekolah atau peserta didik. Peserta didik pada madrasah terutama tsanawiyah dan aliyah diharapkan mampu memahami dengan baik dan benar tentang moderasi beragama dan toleransi agar menjadi pribadi yang relijius, moderat, humanis, konstruktif dan dinamis.

Baca juga:  Mengintip Program Food Estate di Nusa Tenggara Timur

Gerakan Literasi Madrasah (GLM) diimplementasikan dalam beberapa program yang sesuai dengan pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah yang memiliki tiga tahapan yaitu, pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Berikut beberapa program yang dapat diterapkan di madrasah guna menggiatkan kulturisasi literasi, yaitu :

1) Menyediakan pustaka mini kelas dan pustaka madrasah (sudut baca) yang terdiri dari berbagai macam literatur seperti buku ensiklopedia, sejarah, cerita fiksi/ nonfiksi, pengetahuan, buku putih Moderasi Beragama dan lain sebagainya.

2) Melakukan kunjungan ke perpustakaan, bukan hanya berkunjung saja, tetapi siswa diwajibkan untuk meminjam buku dan menyusun resume.

3) Mencetak dan memasang poster/infografis di mading kelas/madrasah sebagai bentuk sosialisasi mengenai gerakan literasi, moderasi beragama, indahnya perdamaian dalam tubuh NKRI dan lain sebagainya. Memberdayakan mading kelas sebagai wadah kreasi dan aspirasi.

4) Membuat papan karya literasi siswa di kelas dan madrasah.

5) Mengadakan kompetisi guna meningkatkan kompetensi literasi siswa seperti Lomba Duta Literasi Sekolah dan Lomba Karya Literasi Antar Kelas.

6) Memberikan akses informasi berupa perpustakaan digital dan pengaplikasian TIK di lingkungan madrasah.

7) Melakukan kerjasama pembinaan literasi secara berkala dari akademisi di kampus-kampus rujukan kepada siswa/i dan guru-guru madrasah.

Semoga bermanfaat dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan nasional bangsa Indonesia.*

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini