Beranda Headline

AJI dan AMSI Gelar Diskusi Publik: Jurnalis saat Buat Berita Jangan Provokatif

0
Ketua AJI Tanjungpinang dan AMSI Kepri bersama narasumber dan peserta sedang mengabadikan momen diskusi publik di Sekretariat AJI Tanjungpinang-f/masrun-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Tanjungpinang bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kepri, menggelar diskusi publik dengan tema “Memperkuat Toleransi Beragama Dalam Perspektif Organisasi.”

Acara itu, digelar di Sekretariat AJI Kota Tanjungpinang, Jalan D.I Panjaitan Komplek Bintan Center Km 9, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, pada Sabtu (12/3/2022).

Narasumber diskusi publik itu adalah, Kakanwil Kemenag Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Mahbub Daryanto, serta Wakil Ketua FKUB Provinsi Kepri, Nazarrudin. Dengan peserta diskusi sejumlah mahasiswa yang ada di Pulau Bintan.

Ketua AJI Tanjungpinang Jailani, mengatakan jurnalis/wartawan saat melakukan tugas profesi dituntut harus bertanggungjawab, serta menjaga agar tidak terjadi perpecahan sesama umat beragama, di tengah-tengah masyarakat.

Apalagi isu yang disajikan adalah berkaitan dengan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Maka, seorang pewarta, harus benar-benar mengikuti kode etik jurnalistik (KEJ) serta pedoman lainnya.

“Sebagai seorang pewarta peran jurnalis sangat vital (sensitif), karena dituntut untuk menyebarkan informasi secara seimbang dan hindari kalimat-kalimat provokatif,” imbuh Jailani.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag Kepri, Mahbub Daryanto menerangkan, saat ini Kementerian Agama Republik Indonesia gencar menyosialisasikan program moderasi antar umat beragama.

Artinya, negara memiliki kewajiban untuk mengatur secara regulasi, agar setiap umat beragama dapat menjalankan ibadah dan keyakinan masing-masing dengan aman dan kondusif.

“Salah satu esensi kehadiran agama adalah, untuk menjaga martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, untuk mencapai itu agama selalu menghadirkan ajaran tentang keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan,” terangnya.

Sejalan dengan itu, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Charles Sitompul mengatakan, seorang pewarta dalam memandang permasalahan harus melihat dari berbagai aspek.

“Kita dalam melakukan peliputan, harus melihat isu dari berbagai perspektif, ketika ada pro dan kontra yang terjadi di masyarakat, kita harus memberikan ruang yang seimbang kepada mereka,” ungkap dengan singkat Charles.

Baca juga:  Diduga Tak Sejalan dengan Arif, Pejabat Senior di Pemkab Bintan Mundur

Selanjutnya Nazaruddin Wakil Ketua FKUB Provinsi Kepri, mengapresiasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Tanjungpinang yang telah menggelar ruang diskusi tentang toleransi umat beragama.

“Memang ruang-ruang diskusi publik seperti ini harus sesering mungkin dilakukan, apalagi mengingat banyaknya media berbasis internet yang seringkali menyebarkan isu hoax dan menimbulkan perpecahan di masyarakat,” ucapnya

Lebih lanjut Ia menjelaskan, untuk itu sebagai seorang Jurnalis Media penting untuk mengkroscek keberimbangan pemberitaan.

“Supaya, tidak memprovokasi masyarakat,” imbuhnya. (rul)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini