Harian Kepri

UMKM, Pandemi dan Harapan Baru 2021

M Dedy Saputra

Oleh : M Dedy Saputra
Pelaku UMKM, Peminat Perubahan

Selamat tahun baru 2021. Tahun yang akan penuh dengan harapan. Kita semua telah melewati tahun 2020 bersama. Kita telah merasakan perjalanan sejarah dunia yang akan terus tercatat sebagai salah satu peristiwa sejarah terburuk umat manusia.

Pandemi SARS-CoV-2 atau Novel Corona Virus dan akhirnya diberikan nama resmi COVID-19 telah merubah wajah bumi. Ia merubah perilaku kita, merubah kebijakan sebuah negara, terus bergerak menyerang industri-industri, aktvitas sosial, kegiatan keagamaan hingga masuk ke rumah tangga kita. Sekarang beribadah pun menyesuaikan protokol kesehatan khusus.

Di tahun masehi yang baru ini ada banyak doa yang dikirimkan ke langit. Meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar pandemi ini segera berlalu. Kita semua berharap agar industri terus beroperasi, pemerintah kembali bekerja memulihkan ekonomi, usaha kecil terus berproduksi agar warga terus dapat bekerja. Itulah harapan seluruh umat manusia saat ini.

Namun, pada Desember 2020 ini para ilmuan telah menemukan varian baru dari Covid-19 di beberapa negara Eropa, Amerika dan Asia. Artinya kita harus tetap waspada dan mempersiapkan diri jikalau pandemi ini terus berlangsung.

Selain dampak kesehatan, pandemi Covid-19 ini berdampak negatif terhadap sektor ekonomi. Seperti tamparan keras Covid-19 menghancurkan sektor-sektor utama perekonomian. Industri lebih banyak bersikap wait and see, dampaknya para pekerja dirumahkan, paling ekstrim terjadi  PHK.

Angka pengangguran tiba-tiba naik drastis. Hingga November 2020 lalu Kementerian Tenaga Kerja mencatat angka 9,7 juta orang menganggur; 2,6 juta-nya merupakan dampak pandemi Covid-19 di Indonesia.

Kondisi industri yang tidak beroperasi serta meningkatnya jumlah pengangguran selama pandemi berakibat pada tumbuhnya usaha-usaha rintisan.

Pekerja yang dirumahkan atau mengalami PHK tak bisa berdiam diri. Dorongan ekonomi menyebabkan mereka harus melakukan sesuatu. Pilihannya adalah berwirausaha.

World Economic Forum (WEF) mencatat terjadi peningkatan aktivitas wirausaha selama pandemi ini.

Berusaha di tengah kondisi pendemik tentu tak bisa dilakukan seperti biasa. Ada protokol kesehatan yang membatasi pertemuan tatap muka.

Protokol kesehatan ini disosialisasikan oleh pemerintah agar pandemi bisa diatasi. Tak hanya mengatasi pandemi, dampak ekonominya juga menjadi fokus pemerintah.

Program pengendalian Covid-19 dan Percepatan Ekonomi Nasional telah merubah struktur anggaran belanja pemerintah. Re-focusing. Stimulasi dari pemerintah untuk para pekerja terdampak Covid-19 dan usaha kecil (UMKM) dibantu dengan pelatihan-pelatihan dan bantuan langsung tunai (BLT). Bantuan ini tentu saja bermanfaat bagi masyarakat karena bersifat massif dan berskala nasional.

Namun, bantuan dari pemerintah pusat berupa pelatihan dan tunai saja tidaklah cukup. Pemerintah daerah yang lebih dekat dengan wirausahawan ini dapat mengambil peran memberikan bantuan ekonomi dalam bentuk lain bagi pelaku UMKM. Bantuan kepada UMKM tidak melulu berbentuk pelatihan dan uang tunai saja.

Permudah Birokrasi UMKM
Sering kali kita temukan kondisi dimana data UMKM tidak akurat. Setiap kali pemerintah akan memberikan program bantuan UMKM didahului dengan proses update data.

Hal ini menunjukkan bahwa data UMKM tidak real time, akibatnya penyaluran dana bantuan UMKM tertunda proses pemutahiran data. Sebaiknya pemerintah daerah memiliki sistem pelaporan dan penyimpanan data UMKM secara baik berbentuk big data.

Selain itu kendala lainnya adalah usahawan enggan melaporkan usahanya kepada pemerintah. Salah satu cara agar pelaku usaha aktif melaporkan usahanya kepada pemerintah adalah memberikan akses birokrasi yang mudah kepada pelaku usaha. Misalnya dengan digitalisasi pendaftaran usaha.

Selanjutnya adalah mempermudah alur distribusi dan rantai pasok. Di daerah tertentu, seperti Kepulauan Riau akses transportasi sangat terbatas. Mobilitas barang (bahan mentah produksi) sangat terbatas. Apalagi bahan mentah produksi yang jarang digunakan, tentu akan sulit menemukan bahannya di sini.

Hal seperti ini harus dicarikan jalan keluarnya; bagaimana mendatangkan bahan mentah produksi UMKM dengan mudah dan murah. Salah satu caranya adalah mempermudah birokrasi dan transportasi.

Fasilitasi Tempat Berusaha
Investor terbesar di daerah adalah  pemerintah daerah. Tempat-tempat publik yang strategis biasanya dimiliki oleh pemerintah. Ada taman kota, taman bermain, taman rekreasi dan berbagai ruang terbuka lebih banyak dimiliki oleh pemerintah daerah.

Area tersebut bisa saja dijadikan pasar-pasar kreatif. Pasar tematik. Berikan fasilitas usaha yang layak untuk masyarakat pelaku UMKM, khususnya untuk Usaha Mikro.

Jika masih kekurangan lahan, area kantor kantor desa, kelurahan dan kantor camat mungkin dapat dijadikan alternatif. Kondisi ini tentu disesuaikan dengan kondisi lapangan dan penerapan protokol kesehatan seperti diterapkan pada pasar tradisional dan modern.

Sediakan pula ruang usaha virtual untuk menjangkau pasar yang lebih global. Bekerja sama dengan startup lokal membangun e-commerce lokal atau bekerja sama dengan platform e-commerce nasional yang mendukung perkembangan UMKM. Tinggal pilih e-commerce merah atau hijau.

Temukan Pasar UMKM
Saat ini berbagai media promosi sangat mudah dijangkau. Menentukan target pasarpun semudah menggerakkan jari di layar gadget.

Ada berbagai platform advertising yang berseliweran di depan mata kita setiap harinya. Mulai dari Google ads, Facebook Ads, Instagram, Tiktok dll adalah media iklan yang  kita temukan setiap hari.

Hal yang ingin saya sampaikan adalah berikan UMKM kita akses promosi di media-media tersebut. Bantu mereka, berikan. Siapkan anggaran yang memadai untuk mengiklankan UMKM di berbagai platform.

Pemerintah daerah tak bisa berdiri sendiri menghadapi pandemi seperti ini. Pemerintah daerah dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak membentuk ekosistem di bidang masing-masing.

Salah satu upaya peningkatan ekonomi di daerah adalah mengelola ekosistem UMKM dengan baik dalam jangka waktu yang panjang.

Ekosistem UMKM harus berorientasi pada peningkatan akses permodalan, peningkatan kualitas, kuantitas produksi, transportasi dan jaringan pemasaran nasional dan global.

Dengan terbentuknya ekosistem UMKM akan mempermudah UMKM meningkatkan produksi, agar dapat memasarkan produk hingga ke luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura.

Pengelolaan birokrasi ditengah pandemi pun tak bisa dilakukan dengan biasa-biasa saja. Kebijakan-kebijakan strategis harus berlandaskan pada upaya peningkatan kesehatan dan ekonomi warga terdampak Covid-19. Hampir seluruh sektor terdampak Covid-19. Artinya seluruh warga wajib diperhatikan.

Penggunaan anggaran tahun 2021 ini pun harus lebih efektif dan efisien. Salah satu sumber pendapatan anggaran kita adalah jerih payah warga ditengah pandemi mengumpulkan rupiah untuk membayar pajak dan retribusi. Sudah selayaknyalah pemerintah daerah memberikan pelayanan terbaik bagi warga.

Hindari penggunaan anggaran untuk hal-hal yang tidak urgent dan emergency, apalagi sampai dikorupsi.***

Exit mobile version