Beranda Headline

Sabuk Nusantara Berhenti Berlayar, ANN Sebut Hasil Laut Natuna Sulit Dipasarkan

0
KM. Sabuk Nusantara saat masih melayani pelayaran di Natuna-f/dani-hariankepri.com

NATUNA (HAKA) – Dampak penghentian sementara beberapa Kapal Pelni, yang biasa melayani pelayaran antarpulau di wilayah Kepri, termasuk Natuna ditanggapi serius oleh Ketua Aliansi Nelayan Natuna (ANN), Hendry.

Ia menyampaikan penghentian sementara pelayaran kapal Pelni khususnya Sabuk Nusantara, akan sangat berdampak terhadap roda ekonomi masyarakat, khususnya bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan.

“Sebab, kapal-kapal itu merupakan moda transportasi utama untuk mengangkut hasil-hasil perikanan dan produk perikanan Natuna, sekitar 90 persen dipasarkan keluar Natuna,” ujarnya kepada hariankepri.com, Senin (27/4/2020).

Hendry menambahkan, akibat ketiadaan kapal Sabuk Nusantara serta terbatasnya jumlah kapal kargo di Natuna, membuat para pelaku usaha tidak bisa mengirim ikan lagi, dan hasil laut mereka sulit dipasarkan.

“Yang akhirnya para nelayan akan berhenti melaut yang berakibat hilangnya mata pencaharian mereka,” ujarnya.

Hendry menambahkan, berdasarkan masukan dari anggota Aliansi Nelayan Natuna (ANN), bahwa keluhan ini perlu disampaikan kepada bupati dan DPRD Kabupaten Natuna.

“Kami meminta supaya kapal Sabuk Nusantara khusus hanya untuk angkutan kargo (tidak untuk penumpang) diizinkan berlayar kembali, hal ini juga sesuai dengan peraturan Mentri Perhubungan PM 25 tahun 2020,” tukasnya. (dan)

Baca juga:  Pro Kontra Pembatasan Kapal Masuk, Buruh Pelabuhan Selat Lampa Menolak

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini