TANJUNGPINANG (HAKA) – Pemerintah Provinsi Kepri mengklaim, bahwa proyek pembangunan Dam Estuari Teluk Bintan tidak berdampak negatif kepada masyarakat.
Asisten II Setdaprov Provinsi Kepri, Luki Zaiman menyampaikan, bahwa belakangan ini ada banyak isu soal proyek tersebut, yang berpotensi menenggelamkan sekian desa di wilayah pembangunan dam.
“Kami sedang melakukan beberapa kajian, dan kita pastikan hal ini tidak terjadi,” ujarnya, kepada hariankepri.com, Selasa (10/6/2025).
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa investor akan menanamkan anggaran sekitar Rp 14 triliun untuk proyek tersebut. Estuari dam Teluk Bintan ini nantinya akan berfungsi untuk menyalurkan air bersih kepada masyarakat di Pulau Bintan dan Kota Batam.
“Kita utamakan dulu penyalurannya kepada masyarakat di Pulau Bintan, kalau sudah berlangsung dengan lancar, kita salurkan juga ke Kota Batam,” jelasnya.
Ia mengatakan, bahwa alasan pembangunan ini disebabkan oleh kebutuhan air bersih di Pulau Bintan yang diprediksi akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
“Perusahaan akan menyampaikan kajian secara detail terhadap dampak proyek ini. Waduk ini tidak dibentuk di daratan, melainkan membendung laut dari daerah Kota Tanjungpinang sampai ke Teluk Bintan,” bebernya.
Estuari DAM Teluk Bintan ini, nantinya akan mengubah air asin menjadi air tawar dengan melalui berbagai proses penyaringan yang menggunakan teknologi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk masyarakat.
Apabila perusahaan yang menangani proyek ini sudah selesai mengumpulkan data yang pasti, Pemerintah Provinsi Kepri akan langsung melakukan pembahasan proyek ini bersama masyarakat yang kemungkinan terdampak atas proyek tersebut.
“Kajian terbaru PT Tamaris Hydro dan PT Moya Indonesia akan disampaikan beberapa waktu ke depan, tentunya akan kita bahas bersama masyarakat yang kemungkinan akan terdampak atas pembangunan dam estuari ini,” tutupnya. (dim)
