Beranda Ekonomi Bisnis

Mandiri Tunas Finance Bukukan Pembiayaan Rp 18,6 T

0
Teller Bank Mandiri melayani nasabah

JAKARTA-PT Mandiri Tunas Finance (MTF) berhasil tumbuh positif di tengah ketidakpastian ekonomi dan pertumbuhan sektor otomotif yang kurang kondusif.

Tahun lalu, anak usaha PT Bank Mandiri Tbk itu membukukan pembiayaan sebesar Rp 18,63 triliun.

Jumlah tersebut tumbuh 8,68 persen, lebih tinggi daripada pertumbuhan pembiayaan rata-rata industri multifinance yang sebesar 6,67 persen.

Pada 2015 pembiayaan MTF masih Rp 17,14 triliun.

Pembiayaan MTF pada 2016 terdiri atas pembiayaan ritel sebesar Rp 14,73 triliun, pembiayaan corporate fleet Rp 2,21 triliun, dan pembiayaan kredit kendaraan bermotor (KKB) Rp 1,64 triliun.

KKB tersebut merupakan program referral nasabah Bank Mandiri.

Selain tiga sektor itu, MTF mempunyai portofolio pembiayaan kredit multiguna Rp 34,89 miliar.

Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wijoyo menyatakan, tahun lalu industri multifinance menghadapi tantangan melemahnya ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat.

Namun, MTF masih bisa menerapkan manajemen risiko yang ketat dalam proses kredit. Buktinya, rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) masih berada di level aman.

”Kami berhasil menjaga NPF 1,49 persen. Dengan pencadangan yang kuat, level tersebut masih aman,” ujarnya, Rabu (8/3).

Pertumbuhan lending dengan NPF yang terjaga menghasilkan peningkatan laba bersih 9,1 persen.

Laba bersih tumbuh menjadi Rp 335 miliar dari yang sebelumnya Rp 307 miliar pada 2015.

Dari sisi pendapatan, perseroan mencatat kenaikan, dari Rp 1,28 triliun pada 2015 menjadi Rp 1,52 triliun pada tahun lalu.

”Jadi, pertumbuhan lending kami paralel dengan pertumbuhan pendapatan, yang pada akhirnya menghasilkan profit bagi perusahaan,” sambung Ignatius.

Liabilitas perseroan tumbuh 24 persen karena peningkatan pinjaman bank. Kontribusi pinjaman bank mencapai 56 persen terhadap total liabilitas.

Baca juga:  Proyeksi BI: Ekonomi Kuartal II-2017 Tumbuh 5,1%

Aset perseroan tumbuh menjadi Rp 11,40 triliun, dengan kontribusi piutang pembiayaan konsumen mencapai 87 persen terhadap total aset. (jpnn.com)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini