TANJUNGPINANG (HAKA) – Pemerintah Kota (Pemko), gencar melakukan pencegahan dan menangani kasus stunting yang ada di Tanjungpinang.
Sebab, hingga saat ini angka status stunting di Tanjungpinang 487 orang atau sebesar 3,6 persen. Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Endang Abdullah.
“Dari 13.381 balita yang dikaji, 487 di antaranya mengalami stunting,” kata Endang saat menghadiri gerakan keluarga sehat, tanggap dan tangguh bencana yang dihelat oleh TP-PKK Kota Tanjungpinang, Rabu (19/10/2022) di Aula Dinsos Tanjungpinang.
Menurutnya, angka kasus stunting itu diperoleh dari pendataan elektronik yang dilakukan oleh stakeholder terkait.
“Dengan angka kasus stunting itu, Tanjungpinang berada di urutan ke empat di wilayah Provinsi Kepri,” sebutnya.
Oleh karena itu, ia berharap kepada seluruh elemen, agar bisa bersama-sama untuk menangani kasus yang mayoritas terjadinya kurang berat badan, tinggi dan kurang gizi terhadap anak-anak di Tanjungpinang.
“Mohon kasus ini menjadi perhatian kita semua, karena instruksi Presiden RI pada 2024 mendatang, tidak boleh lagi ada balita yang stunting,” harapnya.
Ia juga mengingatkan kepada seluruh orang tua yang mempunyai anak yang masih balita, agar peka terhadap anak-anaknya baik dari segi makanan, mainan dan berada dimana.
“Jangan berikan makan sembarangan atau kotor yang nantinya akan menimbulkan cacing di dalam perut,” tuturnya.
Pemko Tanjungpinang sendiri tambah dia, terus melakukan berbagai upaya untuk menangani kasus tersebut. Beberapa waktu lalu, ada 27 orang dari perangkat daerah menjadi orang tua asuh, yang fungsinya untuk membantu memenuhi asupan gizi dan kebutuhan nutrisi anak stunting.(zul)