
TANJUNGPINANG (HAKA) – Kota Batam saat ini masih menghadapi kendala pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Provinsi Kepri. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Andi Agung.
Ia mengatakan, bahwa pelaksanaan SPMB tahun 2025 di Kepri telah berjalan dengan lancar, sejak dibuka pada 30 Juni hingga 2 Juli 2025.
“Patut kita syukuri, karena dari tahap pendaftaran sampai pengumuman semua prosesnya berjalan lancar,” ujarnya, kepada hariankepri.com, Rabu (2/7/2025).
Namun demikian, ia mengatakan, dari 7 kabupaten/kota di Kepri, Kota Batam menjadi satu-satunya daerah yang mengalami kendala, khususnya terkait daya tampung sekolah negeri yang tidak sebanding dengan jumlah pendaftar.
“Sementara itu, daerah lain seperti Kota Tanjungpinang dan sekitarnya masih aman karena kapasitas sekolah masih mencukupi,” tuturnya.
Menurut data yang dimiliknya, total jumlah lulusan SMP dengan MTs tahun ini mencapai sekitar 35.000 murid, ditambah sekitar 2.000 murid lulusan dari luar Provinsi Kepri.
“Jadi total calon murid SMA di Kepri mencapai 37.000 orang. Dari jumlah itu, 29.000 mendaftar ke sekolah negeri, sementara sekitar 7.000 lainnya melanjutkan ke sekolah swasta,” ungkapnya.
Kendati begitu, ada sekitar 3.500 murid yang masih berada dalam daftar tunggu. Mereka belum bisa diterima karena tidak lolos proses perangkingan atau terkendala administrasi.
“Contohnya seperti belum memenuhi syarat minimal domisili satu tahun pada Kartu Keluarga (KK),” terangnya.
Untuk mengatasi hal ini, pihaknya akan membuka kembali pendaftaran gelombang kedua secara offline pada 3 Julu hingga 5 Juli 2025, khususnya untuk mengakomodir murid yang belum tertampung, terutama di Kota Batam dan Kota Tanjungpinang.
“Untuk Kota Batam, ada 5 sekolah yang daya tampung sudah lewat kapasitas. Sedangkan di Tanjungpinang, hanya SMAN 2 Tanjungpinang yang penuh, SMAN 1 juga sudah terisi penuh karena menerima limpahan murid dari SMAN 2 Tanjungpinang,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bahwa limpahan murid dari SMAN 2 Tanjungpinang telah disebar ke beberapa sekolah lain seperti SMAN 4 Tanjungpinang dan SMAN 5 Tanjungpinang.
Dalam kesempatan itu, Andi memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak memaksakan anaknya masuk ke sekolah-sekolah favorit.
“Masih banyak sekolah lain yang memiliki kualitas pendidikan setara dan masih membutuhkan kehadiran siswa baru. Bagian terpenting sekarang adalah anak-anak kita tetap mendapatkan hak pendidikan yang layak,” tegasnya. (dim)