Beranda Headline

Beragam Peninggalan Kerajaan Melayu di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah

0
Pakaian pernikahan khas adat Melayu-f/pasha-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, satu-satunya museum yang ada di Kota Tanjungpinang, yang memiliki segudang peninggalan kerajaan Melayu di Kota Tanjungpinang, Provinsi kepulauan Riau.

Pengawas Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Ahmad menyampaikan, museum ini menjadi salah satu tempat para wisatawan mancanegara (wisman) maupun domestik datang, untuk mengenal kebudayaan kerajaan Melayu.

“Museum ini menyimpan segudang peninggalan kebudayaan kerajaan Melayu yang dirawat dan dilestarikan untuk kepentingan edukasi, hiburan, pemerintahan, dan penelitian,” paparnya.

Ahmad menjelaskan, di museum ini menyimpan berbagai peninggalan kerajaan Melayu, seperti mata uang peninggalan Kerajaan Riau-Lingga, berupa Uang Petik dan Uang Ikan.

“Ada juga uang kertas pada masa kolonial dan penjajahan Jepang. Termasuk alat peninggalan kerajaan Melayu, seperti teko, setrika, cap stempel, dan ceret,” sebutnya.

Tidak hanya itu, museum ini juga, memiliki ruangan yang berisi peta wilayah Kota Tanjungpinang, dan senjata peninggalan pada masa kerajaan Melayu yang dapat dilihat oleh para pengunjung.

Senjata peninggalan kerajaan Melayu di museum Sultan Badrul Alamsyah-f/pasha-hariankepri.com

“Seperti keris, tombak dan pedang Melayu, yang senjata ini sudah digunakan sejak Islam masuk ke tanah Melayu,” jelasnya.

Di tempat ini, sambung Ahmad, para pengunjung juga diperlihatkan tentang silsilah keluarga Kesultanan Kerajaan Johor-Pahang-Riau-Lingga. Termasuk juga arsip kesusastraan Melayu hingga kitab dan naskah tulis tangan pada Masa Kerajaan Melayu.

“Yang jelas, ikon peninggalan terbesar kebudayaan kerajaan Melayu, yakni Gurindam Dua Belas, juga ada dalam museum ini,” imbuhnya.

Lebih lanjut Ahmad memaparkan, dalam museum ini bisa ditemui kerajinan dan kesenian bercorak Melayu, yakni Tenun Melayu dan alat musik Nobat, yang terdiri dari gendang besar (Nekara, Nahara, Negara), nafiri, serunai, dua gendang nobat, dua kopok-kopok, dan gong.

Selain itu, di salah satu ruangan museum, pengunjung disajikan dengan kesenian teater khas Melayu, yakni Mak Yong. Lalu beralih ke ruangan lainnya, pengunjung, disajikan dengan keindahan dan kemewahan perlengkapan pernikahan adat Melayu.

Baca juga:  Batam Wonderfood and Art Ramadan, Event Pariwisata untuk Bangkitkan UMKM
Gurindam Dua Belas merupakan ikon peninggalan terbesar kebudayaan Kerajaan Melayu-f/pasha-hariankepri.com

Di ruangan ini, dihiasi dengan berbagai perlengkapan pernikahan, seperti Tanjak Melayu, Songket, dan Seserahan, dengan perpaduan warna khas melayu, hijau, kuning, dan merah.

Kemudian, di dalam ruangan ini, juga terdapat peralatan yang digunakan pada saat menggelar acara pernikahan dengan ciri khas Melayu, antara lain, Tempat Perhiasan, Wadah Bedak, Cerana, Kait Kelambu, dan Bokor.

Menurut Ahmad, tingkat kunjungan wisatawan meningkat hingga 200 persen, pada tahun ini, jika dibandingkan dengan tingkat pengunjung sebelum Covid-19.

“Justru, setelah Covid tingkat kunjungan semakin tinggi, meskipun saat covid sempat menurun bahkan berhenti,” ucapnya kepada hariankepri.com di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Jumat (3/5/2024).

Ia menyebutkan bahwa, berdasarkan data kunjungan museum tahun 2023, rata-rata pengunjung museum merupakan pelajar dan mahasiswa, pemerintah, turis asing hingga peneliti.

“Kami terus mengoptimalkan usaha kami untuk tetap menarik pengunjung dengan cara yang menarik juga, salah satunya promosi di sosial media,” tukasnya. (sha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini