Beranda Headline

Ansar Targetkan Tahun 2023 Stunting di Kepri Tinggal 13 Persen

0
Seorang anak di Lingga melihat brosur sosialisasi cegah stunting TP PKK Provinsi Kepri-f/zulfikar-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menekankan kepada seluruh Pemda di Kepri, untuk berupaya secara masif dalam menurunkan angka stunting di Kepri.

Orang nomor satu di Provinsi Kepri itu menargetkan, di tahun 2023 ini angka stunting di Provinsi Kepri tinggal 13 persen.

“Kita yakini jika semua daerah berupaya secara masif, Provinsi Kepri sudah dapat menurunkan angka stunting di angka 13 persen pada tahun 2023 ini,” katanya, Senin (12/6/2023).

Lebih lanjut, Ansar mengatakan, sejauh ini upaya yang telah dilakukan Pemprov Kepri untuk mencegah terjadinya stunting yakni, dengan melakukan identifikasi dari rumah ke rumah.

Hal ini, kata Ansar, untuk mempermudah upaya intervensi spesifik berupa kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting.

“Upaya intervensi spesifik itu dilakukan dengan bekerjasama dengan semua stakeholder, seperti PKK, pemda kabupaten/kota, kecamatan hingga kelurahan dan desa,” jelasnya.

Selain itu, Pemprov Kepri juga telah melakukan sejumlah langkah strategis untuk menurunkan angka stunting di Kepri.

Seperti, pemberian multivitamin taburia, pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil dan remaja putri, serta pemberian makan tambahan untuk ibu hamil dan balita.

Berkat langkah itu, lanjutnya, pada tahun 2021 lalu, angka prevalensi stunting Provinsi Kepri menurun sebesar 2,2 persen, menjadi 17,6 persen, kemudian di tahun 2022 kembali turun turun menjadi 15,4 persen.

“Karena itu, kita yakin ketika berhasil menurunkannya hingga 3 persen pada tahun ini, maka akan berada di angka 13 persen,” sebutnya.

Orang nomor satu di Provinsi Kepri ini menambahkan, penurunan angka stunting di Kepri juga berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Kepri sepanjang tahun 2021 dan 2022.

Baca juga:  Di Bawah Komando Wako Rahma, 1.600 Anak Yatim & Fakir Miskin Akan Disantuni

Pada tahun 2021 untuk AKI tercatat sebanyak, 99 kasus dan pada tahun 2022 turun siginifikan hanya sebanyak 37 kasus.

“Sedangkan, AKB dari 306 kasus di tahun 2021, pada tahun 2022 turun menjadi 231 kasus,” jelasnya.(adv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini