TANJUNGPINANG (HAKA) – Tim Penyidik Pidsus Kejati Kepri, kembali menetapkan dua orang tersangka, kasus korupsi PNBP jasa kapal di wilayah Kota Batam.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Kepri, Mukharom menyebutkan, kedua orang itu yakni, Suyono Kasi Pemanduan dan Penundaan Bidang Komersil BP Kawasan Batam periode 2012-Juli 2016.
Kemudian, tersangka Ahmad Jauhari selaku Direktur Operasional PT Bias Delta Pratama (BDP).
“Kami sudah menahan dua tersangka di Rutan Tanjungpinang selama 20 hari, terhitung mulai (30/9/2025),” ucap Mukharom, kepada wartawan.
Ia menyebut, Suyono dan Jauhari melanggar Undang-Undang nomor 31 tahun 1999, tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), jo pasal 55 ayat (1) ke-KUHPidana.
Kedua tersangka terlibat korupsi PNBP, pengaturan jasa pemanduan dan penundaan kapal, pada pelabuhan se-wilayah Kota Batam, tahun 2015-2021.
Dalam kasus tipikor ini, tidak ada kerjasama operasional dengan BP Kawasan Batam, saat melaksanakan kegiatan penundaan kapal di wilayah perairan Kabil, dan Batu Ampar.
“PT BDP tidak menyetor dana bagi hasil PNBP ke BP Batam atas jasa pemanduan dan penundaan kapal tersebut,” jelasnya.
Akibatnya, kata Mukharom, negara merugi sebanyak Rp4,5 miliar lebih. “Kami periksa 27 orang saksi, dan 4 ahli pidana, dalam kasus ini,” tutupnya.
Lebih lanjut Mukharom menambahkan, dalam kasus ini, PN Tanjungpinang telah memvonis terdakwa Allan Roy Gemma selaku Direktur PT Gemalindo Shipping Batam.
Kemudian, Syahrul Direktur PT Pelayaran Kumia Samudra, dan PT Segera Catur Perkasa. Ada juga, Hari Setyobudi selaku Kepala Kantor Pelabuhan Kelas I Batam.
“Lalu, Hery Kafianto selaku Kepala Bidang Komersil Kantor Pelabuhan Laut Batam,” tutupnya. (rul)
