NATUNA (HAKA) – Mobilisasi nelayan dari Pulau Jawa ke Natuna, mendapat tanggapan positif dari Ketua Pengawas Koperasi Nelayan Mutiara di Ujung Utara, Nursalim Syah.
Saat dijumpai hariankepri.com di kediamannya, Kamis, (9/1/2020) malam, pria yang akrab disapa Salim ini, menyampaikan bahwa tidak ada yang salah dengan wacana tersebut.
“Potensi sumber daya perikanan di perairan Natuna itu merupakan 10 persen populasi ikan dunia lho, bayangkan betapa besar potensi tersebut, dan sayang kalau tidak diberdayakan, apalagi malah dicuri pihak asing,” ujarnya.
Salim melihat, ada potensi ekonomi yang dapat diambil dari wacana ini. Ia memberi salah satu contoh, pemenuhan ransum bagi para nelayan dari Pulau Jawa, yang diwajibkan membeli di Natuna.
“Bukannya itu akan memberikan nilai tambah untuk masyarakat kita, belum lagi sayur dan yang lainnya, akan ada pertumbuhan ekonomi di sini. Warga kita bakal diuntungkan juga,” ujarnya.
Dalam penyampaian wacana ini, kata Salim, pemerintah pusat tentu saja tidak menggulirkannya begitu saja. Mereka sudah mempertimbangkan aspek yang akan timbul.
“Perlu diingat bahwa untuk nelayan besar mereka tidak mudah dalam mendapatkan izin untuk berlayar, dari mulai spesifikasi kapal, izin penangkapannya, kalau misalnya alat mereka cantrang yang saat ini dilarang pemerintah tentu izin tersebut tidak akan dikeluarkan,” ujarnya.
Salim juga menambahkan, bahwa memang ke depan pemerintah perlu melakukan pelatihan keterampilan, untuk para nelayan lokal supaya mereka dapat juga menggunakan kapal besar dan wilayah tangkapannya sampai ke ZEE.
Kebijakan ini tentunya harus disambut baik. Karena akan menambah pendapatan daerah, melalui pemanfaatan tempat pelelangan ikan.
“Caranya, penarikan retribusi dari proses pelelangan tersebut,” tukasnya. (dan)
