Beranda Daerah Bintan

Warga Keluhkan Bantuan Uang Belum Cair, Dinsos Bintan Tak Bisa Janjikan Waktu Pasti

0
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bintan, Samsul-f/masrun-hariankepri.com

BINTAN (HAKA) – Pemkab Bintan akan merubah pola pengajuan pencairan biaya transportasi bagi warga yang berobat ke luar daerah. Demikian ditegaskan oleh Kepala Dinsos Bintan Samsul.

Menurut Samsul, selama ini pengajuan pencairan dana transportasi pengobatan warga di Pemkab Bintan, dilakukan 2 kali dalam setahun. Ke depan, akan dibuat kebijakan pencairannya setiap 3 bulan.

“Ini arahan dari Pak Sekda untuk pengajuan pencarian dana transportasi pengobatan warga, akan dibuat 3 kali atau 4 kali dalam setahun,” terang Samsul, Selasa (27/5/2025).

Penerapan kebijakan itu, sambung Samsul, menyusul keluhan seorang warga Desa Berakit, Ahmad Yani, terkait biaya transportasi pengobatan penyakit tumor anak yang bersangkutan, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, aturan pencairan dana transportasi warga di Pemkab Bintan adalah, data-data pasien harus diajukan secara kolektif ke Kepala Daerah, untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK).

Alur untuk memperoleh data warga yakni, Dinas Kesehatan Bintan melakukan verifikasi data pasien ke rumah yang bersangkutan. Jika, dinyatakan lengkap, maka data-data biaya transportasi pengobatan warga itu, disetor ke Dinas Sosial Bintan, untuk dibuatkan SK Bupati.

“Dinkes sudah menjelaskan ke keluarga pasien (pak Ahmad, red) bahwa pencairan dana diajukan secara kolektif. Artinya, tidak bisa per individu,” jelasnya.

Samsul mengatakan, mengenai biaya pengobatan anaknya bernama Iswandi, akan tetap dicairkan oleh Pemkab Bintan. “Dinkes belum serahkan ke Dinsos karena sifatnya kolektif,” imbuhnya.

Dengan kondisi pencairan yang harus dilakukan secara kolektif, maka Dinas Sosial (Dinsos) Bintan juga tidak bisa memastikan kapan uang yang dibutuhkan warga itu, dicairkan.

Sebelumnya, Ahmad Yani (51) berharap Pemkab Bintan segera mencairkan dana transportasi selama pengobatan anaknya, Iswandi di RSPAD Jakarta.

Baca juga:  Jelang Idul Adha, Jual Beli Daging Sapi dan Ayam di Pasar Bincen Mulai Sepi

Pasalnya, dirinya sangat membutuhkan uang dari Pemerintah Daerah itu, untuk membayar utang keluarga ke salah satu bank, dan beberapa kerabatnya.

“Kami utang untuk biaya transportasi dan pengobatan Iswandi. Utang puluhan juta itu, kami belum bayar ke bank maupun ke beberapa warga lainnya di Berakit,” imbuhnya. (rul)

example bannerexample banner

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini