Harian Kepri

Wapres RI Kyai Ma’ruf Sempat Ragukan Kehadiran Rudi Chua

Wapres RI, KH Ma’ruf Amin ketika menyematkan tanda penghargaan kepada Rudi Chua-f/istimewa

TANJUNGPINANG (HAKA) – Inilah kisah lain dari keberhasilan Rudi Chua. Tokoh masyarakat Kepri keturunan Tionghoa, yang membuat Wakil Presiden Ma’ruf Amin sempat ragu dan akhirnya berdecak kagum, ketika menyematkan Tanda Penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial di dadanya.

Penyematan ini dilakukan pada puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (19/12/2019) akhir pekan lalu.

Bagi Rudi Chua, keberhasilannya mendapatkan penghargaan yang terbilang prestisius ini tak pernah sedikit pun terlintas dibenaknya.

Ia sendiri justru merasa kebingungan, ketika pada akhir September lalu, pihak Sekretariat Militer Presiden (Sekmilpres), menghubunginya jika ia masuk sebagai salah satu kandidat penerima anugerah tersebut.

“Kagetnya, karena mereka tidak bilang secara detail alasannya saya bisa masuk dalam salah satu kandidat penerima,” katanya.

Selang, sebulan setelah menerima informasi itu. Pada Oktober 2019, tim Sekmilpres yang dipimpin oleh Kepala Biro (Kabiro) Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, Laksamana Pertama TNI Imam Suprayitno turun ke lapangan.

Saat tim bertemu dengan dia, poin utama yang ditanyakan, yakni seputar kegiatan sosialnya yang selama ini kerap ia lakukan.

“Mereka bertanya dari informasi yang mereka dapat betul tidak bapak selama ini sering bantu ini itu,” ujarnya menirukan pertanyaan tim tersebut.

Penjelasan tim itu, memang menjawab rasa penasarannya, kenapa ia bisa masuk dalam kandidat penerima anugerah pun terjawab.

Tapi, masih banyak pertanyaan yang menyelimuti benaknya. Pasalnya, kenapa ia yang dipilih. Karena menurutnya, masih banyak warga Provinsi Kepri yang lebih dari dirinya dalam urusan pekerjaan sosial.

Usai tim tersebut mewawancarainya, tim itupun melakukan verifikasi ke lapangan.

Saat melakukan verifikasi, banyak rekan-rekan serta pihak yang selama ini telah dibantunya, menghubungi Rudi dengan nada yang cemas.

Ditambah lagi, momen kedatangan tim itu bersamaan dengan rutinnya tim penyidik KPK turun ke Kota Tanjungpinang.

Banyak yang beranggapan jika ia masuk dalam target operasi. Apalagi, tim yang melakukan verifikasi itu melibatkan pihak Badan Intelijen Negara (BIN).

“Mereka bilang Pak hati-hati, sepertinya bapak lagi dipantau,” katanya.

Tapi, hal itu tak lantas membuat dirinya ciut. Karena, sejak awal tim itu datang ia sudah merasa yakin, jika apa yang dilakukan oleh tim itu memang murni untuk melakukan verifikasi.

“Dan proses verifikasi itu memang dilakukan sangat profesional. Bayangkan saja, ketua timnya dipimpin sama perwira bintang satu,” ucap Rudi.

Bicara soal kegiatan sosial. Pria yang 4 kali berturut-turut tercatat sebagai anggota DPRD Provinsi Kepri itu, memang dikenal sebagai pria yang senang membantu.

Pengusaha bidang perhotelan ini, oleh masyarakat Kota Tanjungpinang memang dikenal sebagai pribadi yang humble. Hampir semua elemen masyarakat selalu dirangkulnya.

Ia mengatakan, kepeduliannya kepada sesama yang dilakukan selama ini, merupakan caranya untuk meraih suatu kepuasan batin dalam hidup.

“Karena saya punya prinsip, jika kita punya sesuatu yang lebih memang tidak ada salahnya orang lain juga bisa merasakannya,” katanya.

Selain itu, apa yang dilakukannya selama ini, adalah wujud peran serta dia sebagai seorang masyarakat untuk membantu pemerintah di bidang sosial, khususnya untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung dari segi materi.

Dalam melakukan aksi sosialnya, ayah dari empat orang anak ini, lebih sering memberi kebahagiaan batin kepada orang yang dibantunya.

Seperti mengajak anak-anak panti asuhan di Kota Tanjungpinang untuk jalan-jalan ke negeri tetangga Singapura. Dan beragam kegiatan sosial lain yang bentuknya serupa.

Sampai pada puncaknya, sikap pedulinya itupun mendapat penghargaan dari negara. Berupa Tanda Kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial.

Hebatnya lagi, dari 17 orang penerima tanda kehormatan itu. Rudi, menjadi satu-satunya yang berasal dari tokoh masyarakat. Bukan, dari yayasan atau unsur organisasi lainnya.

Ini jugalah yang membuat Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin, sempat berdecak kagum ketika menyematkan anugerah itu di jas hitamnya saat puncak peringatan HKSN 2019 di Halaman Kantor Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.

“Waktu sebelum memberi penghargaan bapak wapres sempat bertanya ke saya, kamu dari tokoh masyarakat? Hebat, bisa terpilih,” katanya menirukan ucapan orang nomor dua di Indonesia itu.

Apa yang telah diraihnya saat ini, dia berharap dapat menjadi motivasi bagi orang lain. Untuk dirinya, prestasi ini ibarat seperti cambuk baru yang akan terus melecut dirinya untuk selalu peduli dan berbuat baik ke sesama.

“Karena memang kepuasan, batinnya sangat besar dan terasa sekali ketika kita mau berbuat baik ke orang lain,” ujarnya.(kar)

Exit mobile version