
TANJUNGPINANG (HAKA) – Minggu (1/6/2025) pagi, adalah hari yang cerah di Kota Tanjungpinang. Angin laut berembus pelan melintasi kawasan Laman Boenda.
Laman Boenda, taman kota yang dibangun sejak 2016 silam, pernah menjadi ikon nan estetik di Tanjungpinang. Namun, kini, gedung megah yang diberi nama Gonggong itu terlihat kusam. Warnanya memudar, dindingnya berlumut, dan jebol di sana sini.
“Dulu ramai sekali. Anak-anak main, orang tua duduk-duduk, bahkan sampai malam pun selalu hidup,” ujar Hendro, warga setempat yang menyaksikan perjalanan taman ini sejak awal dibangun, saat bercerita kepada hariankepri.com, Minggu (1/6/2025).
Menurutnya, gedung Gonggong yang menjadi ikon utama Laman Boenda bukan sekadar bangunan. Bentuknya unik dan menjadi titik fokus dari seluruh taman.
Bakhri, seorang pria yang setiap pekan masih menyempatkan diri mampir ke taman ini, juga mengungkap hal yang senada. Ia mengenang bagaimana taman ini menjadi bagian dari rutinitas warga.
Bakhri menyebut tahun-tahun sebelum pandemi sebagai masa keemasan Laman Boenda. Hampir setiap sore dan malam hari, kawasan ini dipenuhi warga yang mengabadikan momen dan menikmati Tepilaut.
Namun beberapa tahun terakhir, pesona Laman Boenda mulai meredup. Sejumlah pengunjung kini lebih memilih menghabiskan waktu di Taman Gurindam 12 atau Taman Tugu Sirih yang terletak tak jauh dari lokasi itu.
Kedua taman tersebut kini menjadi magnet baru, terutama karena kondisi yang lebih terawat dan suasana yang lebih nyaman.
Kondisi memprihatinkan taman ini tidak hanya dirasakan warga, tetapi juga terlihat nyata di lapangan. Tidak ada perawatan berkala. Sampah plastik menumpuk di beberapa sudut, beberapa pohon tampak layu, dan fasilitas umum seperti area bermain anak dan Wi-Fi publik pun tak lagi menarik perhatian.
“Ini bukan hanya taman yang rusak, tapi kisah yang ditinggalkan. Harusnya ini bisa dibangkitkan lagi, karena ia punya sejarah, punya tempat di hati warga,” ucapnya.
Bagi Yuni, seorang pedagang cilok yang dulunya sering mangkal di depan Gedung Gonggong itu menyebut, Laman Boenda sekarang jari ruang publik yang terbengkalai.
Menurutnya, taman tersebut saat ini sangat membutuhkan sentuhan dari pemerintah, agar taman ini dapat kembali menjadikan kawasan yang hidup kembali.
“Semoga pemerintah daerah dapat menggelar event di Gedung Gonggong ini agar dapat kembali aktif seperti tahun yang sudah berlalu,” pungkasnya. (dim)