Beranda Opini

Relokasi Pedagang ala Rahma, Memberi Solusi Tanpa Gejolak

0
Wali Kota Rahma saat dialog dan mengajak pedagang untuk bersedia direlokasi pada Juni 2022 silam-f/dokumen-hariankepri.com

Oleh:
Taufik Habu
Direktur hariankepri.com

TIDAK lama lagi, pedagang Pasar Baru Tanjungpinang direlokasi. Alasannya logis. Pasar yang dibangun puluhan tahun lalu itu, akan diirehab dan dibuat lebih molek.

Saat ini, kondisinya begitu memprihatinkan. Lantai yang rapuh, rawan jebol. Atapnya pun bocor. Malah, ada yang ambruk beberapa waktu lalu.

Untuk memindahkan 537 pedagang bukan perkara mudah. Baik itu pedagang di dalam pasar, maupun mereka yang berjualan di beberapa lorong dan jalan. Yakni, Pedagang Kaki Lima (PKL).

Banyak pihak yang menduga, relokasi akan berujung penolakan. Ditambah lagi, tempat jualan sementara yang disediakan pemerintah, berjarak 7 kilometer dari Pasar Baru.

Pertimbangan jarak. Sepinya pembeli. Adalah alasan-alasan yang kerap muncul. Ketika, mereka akan dipindahkan, dari lokasi jualan yang selama puluhan tahun ditempati.

Mungkin publik masih ingat, tentang Diplomasi Meja Makan yang dibuat Presiden Joko Widodo (Jokowi), sekitar satu dekade silam. Ketika orang nomor satu di republik itu, menjadi Wali Kota Solo.

Jokowi kala itu, memperkenalkan konsep relokasi pedagang kaki lima tanpa kekerasan. Termasuk yang dilakukan Jokowi di sepanjang Jalan Veteran, Solo, Jawa Tengah, Rabu 4 April 2012.

Kemampuan Jokowi memindahkan para PKL ini, berkat diplomasi meja makan yang dijalankannya. 54 kali pertemuan digelar Jokowi, dengan mengundang 11 paguyuban PKL untuk makan bersama. Sebelum akhirnya, terjadi kesepakatan di antara Pemkot Solo dan para PKL.

Hasilnya, Jokowi berhasil menata ulang Pasar Klitikan Notoharjo, Pasar Nusukan, Pasar Kembalang, Pasar Sidodadi, Pasar Gading, pusat jajanan malam Langen Bogan, serta pasar malam Ngarsapura.

Jokowi bersama jajaran Pemerintah Kota Solo merelokasi ratusan PKL tanpa kekerasan. Tak kurang dari 130 PKL kini ditempatkan di Pasar Notoharjo Semanggi.

Baca juga:  Urgensi Pendidikan Holistik di Era Digital dan Perspektif Pendidikan Karakter dalam Momentum Hari Pendidikan

Nah di Tanjungpinang, Wali Kota Rahma tidak sampai puluhan kali. Secara resmi, perempuan kedua pemimpin Tanjungpinang itu, hanya 4 kali bertatap muka dengan pedagang, termasuk besok Senin (12/9/2022).

Sisanya, ia lakukan secara persuasif. Di setiap kesempatan mengunjungi pasar, Rahma selalu menyisipkan ajakan, agar pedagang mau pindah sementara.

Tentu dengan gaya emak-emak yang dia miliki. Berbincang masalah harga komoditas, curhat-curhatan, hingga berujung sosialisasi relokasi.

Cara jitu, yang cukup sukses dan diterima pedagang. Sebab, alasan objektif Rahma adalah, pindah hanya sementara demi Pasar Baru yang lebih keren, dan representatif.

Tapi, pedagang Tanjungpinang pun sudah sangat rasional. Mereka setuju. Tuntutan juga tidak banyak. Yang penting bagi mereka, dapat tempat dan jualan lebih nyaman.

Bukan hal yang sulit buat Rahma untuk mengabulkannya. Sikap tegas tanpa kompromi yang dibuat Rahma, termasuk “menendang” broker lapak di pasar, menjadi jaminan buat pedagang.

Sebab selama ini, lembeknya sikap BUMD sebagai pengelola pasar, membuat banyak pedagang tidak memperoleh lapak, akhirnya lapak dimonopoli broker.

“Saya tidak akan beri toleransi. Yang akan menempati Pasar Baru setelah rehab adalah mereka yang benar-benar berjualan, dan memiliki Surat Perjanjian (SP). Itu yang kami prioritaskan,” ucap Rahma tegas.

Besok, adalah pertemuan ke empat Rahma dengan PKL. Setelah, tiga hari berturut-turut dia lakukan, bertemu sedikitnya 400-an pedagang.

Nyaris tanpa gejolak, bahkan sebaliknya. Semua menerima. Apalagi, pasar sementara di Batu 7 sudah siap ditempati. Tinggal para pedagang ini, memobilisasi dagangan mereka secara bertahap.

Pada pertemuan Sabtu (10/9/2022) kemarin, pedagang sangat menyambut baik untuk direlokasi. Karena, Rahma juga menjelaskan detail, soal lapak berikut ukurannya.

“Di pasar relokasi, ukuran lapak atau mejanya sebesar 1,5 x 0,80 meter persegi. Dan untuk kios ukurannya 2 x 2 meter, ini sudah diatur dan telah standar nasional,” ucap Rahma.

Baca juga:  Menilik Peran Strategis dan Partisipatif Pemuda Dalam Mewujudkan Pemilu yang Baik

Dia pun menyarankan, agar pedagang memperhitungkan barang dagangan yang dipajang. Karena, 1 pedagang hanya dapat 1 lapak. Tidak lebih.

Tujuannya satu. Agar tidak ada pihak yang dirugikan, dan semua pedagang dapat berjualan dengan sebaik-baiknya, di tempat yang baru. Targetnya, mulai Selasa (20/9/2022) mereka sudah jualan.

“Nah besoknya, Rabu (21/9/2022), pasar sementara itu saya resmikan, dan siap untuk bertransaksi jual beli,” ucapnya.

Tugas Rahma belum selesai. Setelah mereka pindah, menata barang, hingga berjualan, Rahma pun akan kembali memonitor proses pembongkaran Pasar Baru.

“Proses pembongkaran pasar dimulai bulan ini secara bertahap, untuk itulah pasar harus dikosongkan,” ucap Rahma ke setiap pedagang.

Semoga, apa yang dilakukan untuk menata dan memperbarui Pasar Baru tanpa ada kendala, akan menjadi legacy Wali Kota Rahma, di masa mendatang. ***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini