BINTAN (HAKA) – Direktur PT Pelabuhan Kepri Awaluddin, merespon positif rencana Regent Group Singapura, untuk membangun fasilitas Pelabuhan Kota Segara Mentigi, di Tanjunguban.
Bahkan, kata Awaluddin, pihaknya telah menyiapkan naskah penandatanganan kerjasama, antara PT Pelabuhan Kepri, dan Regent Group.
“Insya Allah, kami akan teken MoU, pekan depan,” jelasnya, saat dihubungi hariankepri.com, kemarin
Rencana proyek itu, kata Awaluddin, atas hasil komunikasi dan koordinasi secara intens antara Pemprov Kepri, dan perusahaan logistik asal Singapura tersebut.
“Kami rutin komunikasi hampir setahun, sejak ekspor perdana ayam hidup Japfa Group, ke Singapura,” tuturnya.
Keinginan mereka itu, sambung Awaluddin, sesuai planing Pemprov Kepri, agar ada biaya masuk dan keluar bagi kapal-kapal yang menggunakan Pelabuhan Bongkar Muat Kota Segara Mentigi.
“Rencananya, menjadikan Pelabuhan Segara sebagai free port di Kawasam FTZ, untuk pemeliharaan infrastruktur maupun biaya operasional lainnya,” tuturnya.
Awaluddin menilai, posisi Pelabuhan Kota Segara sangat strategis, untuk kegiatan ekspor impor barang dan jasa, dari Pulau Bintan ke negara tetangga.
“Nah, apa yang akan dilakukan oleh Regent itu sangat tepat. Kami tunggu realisasi mereka,” tambahnya.
Ia menambahkan, status Pelabuhan Segara saat ini, masih level regional. Namun, Awaluddin, yakin, apabila semua fasilitas kawasan dermaga di Mentigi itu, lengkap dibangun.
“Nantinya, akan berstatus pelabuhan internasional,” imbuhnya.
Direktur Regent Group Singapura, Simon Pang, mengatakan, pihaknya akan membangun dermaga pelabuhan, untuk menambatkan kapal, serta jalur kapal RoRo. Termasuk, untuk keluar masuk kendaraan angkutan logistik.
“Kita juga akan bangun fasilitas ramp kapal RoRo,” jelasnya kepada hariankepri.com.
Simon menyebut, Pelabuhan Segara lebih efektif dan efisien dalam kegiatan ekspor impor, jika dibandingkan dengan Pelabuhan Sri Payung Batu 6, Kota Tanjungpinang.
“Kota Segara hanya 7 jam ke Singapura. Kalau, Sri Payung sekitar 10 jam lebih,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, apabila pembangunan sarana dan prasarana sudah lengkap, akan bisa memuat kargo peti kemas mencapai dari 10 ton menjadi 60 ton.
“Mobil truk besar bisa masuk, di Segara, tapi tidak bisa bawa penumpang,” tutupnya. (rul)




