Beranda Headline

Nyaris Dibunuh, Basri Minta Polres Pinang Usut Preman yang Aniaya Ponakannya

0
Melan dan Rusly, korban penganiayaan menunjukan surat laporan polisi-f/masrun-hariankepri.com

BINTAN (HAKA) – Dua pemuda, warga Km. 16 Toapaya Selatan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau bernama Melan dan Rusly, babak belur dianiaya hingga nyaris dibunuh oleh sekolompok preman di Galaxy Pup dan KTV, Jalan Rawasari, Kota Tanjungpinang, pada Selasa (30/11/2021) dini hari.

Sekelompok preman itu, menurut kedua korban, diduga kuat atas suruhan dari seorang pria berinisial Brs, yang tidak lain adalah merupakan rekan korban sendiri.

Pasalnya, pelaku Brs dan anaknya tiba-tiba melayangkan pukulan ke muka korban saat dirinya masih duduk bersama Rusly dan Batriani, di dalam pub malam tesebut.

“Saya selama ini, gak pernah bermasalah dan selisih paham dengan Brs atau pun sama anaknya bernama Ar,” tegas Melan sambil merintih kesakitan.

Menurut dia, sebelum kejadian yang menimpa dirinya dan Rusly, pada Senin (29/11/2021) sekitar pukul 18.30 WIB, pelaku Brs sempat menelpon ke handphone android miliknya beberapa kali.

“Habis Magrib, Brs telpon saya dua kali. Tapi, saya gak angkat karena baterai HP saya lowbat,” tutur Melan saat diwawancarai di rumah pamannya, Basri di Batu 16 Toapaya Selatan, Bintan, Kamis (2/12/2021).

Beberapa saat kemudian, Melan bersama Rusly dan Batriani yang merupakan keponakannya menuju ke Tanjungpinang menggunakan mobil.

“Tapi kita singgah kerja seperti biasa di Batu 15, Tanjungpinang. Tak lama, dia (Brs) datang dan bilang kenapa tak angkat telepon? Saya bilang HP lowbat,” ceritanya.

Usai menanyakan hal itu ke dirinya, Brs kemudian pergi menggunakan mobil ke salah satu jack pot di Tanjungpinang.

“Dia (Brs) pergi ke jack pot. Saya liat ada dua mobil yang ikutin dia, orang-orang dia semua,” tutur Melan sambil menduga saat itu.

Baca juga:  AJI Kota Tanjungpinang Terbentuk, Jay-Suta Terpilih

Setelah kerja, Melan pun bersama Rusly dan Batriani ke Sukaberenang. Pukul 02.00 WIB, Selasa (30/11/2021), ke Rawasari, Galaxy.

“Sekitar 20 menit duduk. Saya ke toilet dan balik duduk. Ternyata, sudah ada Brs dan orang-orangnya di belakangku dan mengelilingi kami,” bebernya.

Tak lama kemudian, Brs menarik tangan Melan hingga dirinya hampir jatuh ke lantai. Lalu, anak Brs si Ar langsung melayangkan pukulan ke muka sebelah kanan Melan.

“Anaknya mukul saya, dan saya jatuh. Terus yang lainnya ikut mukul, terus ada orang yang cabut badik. Saya lari ke luar di parkiran Galaxy,” jelasnya.

Ia menghindar ke luar itu ada sekitar 5 orang ikut mengejarnya dari belakang. Ternyata, di parkiran ada juga orang suruhan Brs yang sudah menanti korban di luar.

“Tiba di aspal saya jatuh, saya ditendang, dipukul. Lalu, seorang pria berinisial S datang bawa martil pukul kepala saya lebih dari 5 kali. Kepala saya keluar darah. Punggung bagian belakang saya luka dalam karena ada yang hantam dengan besi,” cerita Melan saat dikeroyok malam itu.

Tak lama, anak Brs bernama si Ar tadi datang. Lalu, Melan pun diangkut ke dalam mobil. Di dalam mobil, ada 4 orang yakni, dua di depan sedangkan dirinya diapit dua orang di kursi tengah. Sedangkan, Brs dan orang-orangnya ikut dari belakang menggunakan mobil.

“Mereka membawa saya ke Batu 7 di Tempat Pemakaman Umum (TPU). Sepanjang jalan, kepala, muka dan badan saya dipukul. Darah dari kepala, hidung dan mulut menetes kena HP dan juga di dalam mobil,” ucap Melan.

Bukan hanya itu, mereka pun mengancam dan menyuruh dirinya untuk telepon Batriani untuk datang menjumpai mereka.

Baca juga:  Semua Polisi di Lingga Wajib Pakai Masker, yang Melanggar Ditindak Propam

“Jadi di dalam mobil itu, saya disuruh telepon Batriani yang berada di Galaxy, supaya datang, kalau tak, saya akan dibunuh,” kata Melan.

Setelah puas menganiaya, para preman itu, kembali membawa Melan ke Galaxy lagi. “Pas tiba di Galaxy, ternyata ada anggota Polres Tanjungpinang yang berpatroli. Dari situ mereka lepas saya dari dalam mobil,” katanya.

Sedangkan korban Rusly menceritakan dirinya juga jadi korban penganiayaan orang-orang dari Brs. Sehingga, tulang rusuk bagian lengan patah akibat dari hantaman kursi besi.

“Pertama saya liat ada orang yang cabut pisau dan diarahkan ke Melan. Saya langsung melerai, saya bilang jangan-jangan bang. Tiba-tiba ada satu orang dari belakang hantam kepalaku dengan kursi. Saya langsung jatuh pingsan di lantai,” ucap Rusly.

Saat pingsan, pria berdarah Bugis itu, diangkat oleh para pelayan Galaxy ke atas kursi sofa. Tak lama dirinya sadar.

“Anak Brs si Ar mau mukul saya, dan ada satu orang angkat kursi besi mau hantam ke saya lagi, tapi anak-anak Galaxy langsung menghalangi mereka,” tuturnya.

Setelah itu, dirinya lari ke luar parkiran untuk menghindar. Ternyata, masih banyak orang-orang Brs di lokasi itu.

“Akhirnya saya loncat pagar. Setelah itu, anak-anak Galaxy sembunyikan saya lewat pintu samping, dan disuruh lewat di belakang Gedung Galaxy,” terangnya.

Singkat cerita, pagi harinya, Rusly datang ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Tanjungpinang membuat laporan pengaduan penganiayaan terhadap dirinya dan Melan. Dengan nomor: LPB/124/XI/2021/KEPRI/SPKT-RES TP tertanggal 30 November 2021, yang diteken oleh Ipda Idrus Luhut Sagala.

Di tempat yang sama, Batriani mengaku Brs menyukai dirinya. Sedangkan, pelaku yang menganiaya Melan dan Rusy itu masih berstatus suami orang.

Baca juga:  Dicabut Presiden Jokowi, Pembunuh Wartawan Batal Dapat Remisi

“Ini bukti-bukti pesan ancaman yang dia kirim ke saya. Pesannya banyak tak sopan,” imbuhnya.

Basri, ayah dari Batriani sekaligus kakak ipar Melan ini meminta agar Polres Tanjungpinang, mengusut tuntas perkara penganiayaan yang mengakibatkan korban luka berat. Sebab, keluarganya tidak pernah bermasalah dengan mereka.

Bahkan menurut Basri, sekolompok orang yang dipimpin oleh Brs itu telah merencanakan kejadian ini sebelumnya.

“Jadi kita berharap, Polisi mengusut tuntas dan menangkap pelaku-pelakunya. Jika tidak, khawatirnya akan terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan,” imbuh Basri yang juga sesepuh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kepulauan Riau ini.

Saat dikonfirmasi hariankepri.com melalui pesan singkat, Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang, AKP Awal Sya’ban Harahap belum memberikan keterangan secara resmi.(rul)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini