Site icon Harian Kepri

Musrenbang Kepri 2025, Konektivitas dan Iklim Investasi Jadi Prioritas Pemprov

Gubernur Ansar Ahmad saat meresmikan Musrenbang Kepri 2025-2029, di Aula Wan Seri Beni Dompak, Kota Tanjungpinang, Jumat (2/5/2025)-f/dimas-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri resmi menggelar Musrenbang Kepri 2025–2029 di Aula Wan Seri Beni, Kota Tanjungpinang, Jumat (2/5/2025).

Acara ini dihadiri oleh puluhan tamu undangan, kepala organisasi perangkat daerah (OPD), dan perwakilan kepala daerah dari tujuh kabupaten/kota se-Kepri.

Dalam sambutannya, Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kemendagri, Yusharto Huntoyungo menyampaikan, bahwa pertumbuhan ekonomi Kepri selama tiga tahun terakhir menunjukkan tren yang cukup baik.

Pada tahun 2022, ekonomi di Kepri yang awalnya tercatat sebesar 5,09 persen, meningkat menjadi 5,16 persen pada 2023, meskipun sedikit melambat ke angka 5,02 persen di 2024.

“Industri pengolahan adalah motor utama ekonomi Kepri, menyumbang 41,04 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),” jelasnya.

Namun, ia juga menekankan adanya tantangan besar yang harus dihadapi Kepri sebagai wilayah kepulauan, yaitu masalah konektivitas dan logistik.

Untuk itu, ia mengajak semua pihak untuk memperkuat iklim investasi, mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi dan digital, serta mempermudah perizinan.

Yusharto turut menyoroti tingginya tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kepri. Pada 2024, angkanya mencapai 6,39 persen yang merupakan tingkat tertinggi di Pulau Sumatra dan jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 4,91 persen.

“Kondisi ini jadi alarm penting. Kita butuh kebijakan ketenagakerjaan yang lebih efektif agar pertumbuhan ekonomi bisa dirasakan secara merata oleh masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, memaparkan, bahwa pada triwulan IV tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Kepri secara tahunan (year-on-year) berada di posisi ketiga tertinggi se-Sumatera, setelah Sumatera Utara dan Sumatera Selatan, yakni sebesar 5,03 persen.

Jika dilihat secara kuartal (quarter-to-quarter), Provinsi Kepri bahkan mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,49 persen. Hal ini, tertinggi ketiga secara nasional setelah Maluku Utara dan Kalimantan Tengah.

Ansar juga mengungkapkan, bahwa selama periode 2020–2024, angka pengangguran di Kepri turun sebesar 3,95 persen, atau rata-rata hampir 1 persen per tahun.

Ia menyebut, tren pertumbuhan ekonomi yang stabil sejak 2020 telah membuka lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat. Sebagai bagian dari agenda besar Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, Kepri bersiap menatap masa depan dengan visi pembangunan yang ambisius.

Pertama, mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis maritim secara merata di seluruh wilayah. Kedua, mempercepat pembangunan infrastruktur dan memperkuat konektivitas antarwilayah guna menghubungkan pulau-pulau di Kepri secara lebih efisien.

Tak kalah penting, peningkatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi prioritas, dengan fokus pada daya saing dan pembentukan karakter. Pemerintah daerah pun berkomitmen menjalankan tata kelola yang transparan dan berbasis teknologi, demi pelayanan publik yang lebih efektif.

“Kemudian yang terakhir, pelestarian budaya Melayu dan perlindungan ekologi akan terus didorong sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan jati diri daerah,” tutupnya. (dim)

Exit mobile version