Harian Kepri

Mengenal Sosok Ngesti Yuni, Perempuan Pertama yang Memimpin Natuna

Wabup Natuna Ngesti Yuni Suprapti saat turun ke Kecamatan-Kecamatan

NATUNA (HAKA) – Sejak 20 tahun lalu dilahirkan, setidaknya sudah ada lima bupati hingga sekarang, yang telah dan sementara memimpin Kabupaten Natuna.

Sejarah Kabupaten Natuna sendiri tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kabupaten Kepulauan Riau. Karena, sebelum berdiri sendiri sebagai daerah otonomi, Kabupaten Natuna merupakan bagian dan Wilayah Kepulauan Riau.

Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 yang disahkan pada tanggal 12 Oktober 1999, dengan dilantiknya Bupati Natuna Andi Rivai Siregar oleh Menteri Dalam Negeri ad interm Jenderal TNI Faisal Tanjung di Jakarta.

Setelah itu, ada nama Hamid Rizal di periode selanjutnya, Daeng Rusnadi, Raja Amirullah, Ilyas Sabli, dan hingga 2019 ini Natuna kembali dipimpin oleh petahana Hamid Rizal.

Hamid dilantik oleh Plt Gubernur Kepri Nurdin Basirun pada 2016 silam, sebagai Bupati Natuna bersama wakilnya, Ngesti Yuni Suprapti.

Pelantikan ini sekaligus menorehkan sejarah baru bagi Kabupaten Natuna, bahwa Ngesti adalah perempuan pertama yang berhasil masuk menjadi pemimpin daerah.

Wabup Natuna Ngesti Yuni Suprapti disambut Masyarakat dan Camat saat kunjungi daerah-daerah wilayah Natuna

Di Natuna sendiri, siapa yang tidak kenal dengan sosok srikandi bernama lengkap Dra Hj Ngesti Yuni Suprapti MA ini.

Pernah menjadi Ketua PKK Kabupaten Natuna pada sekitar tahun 2006 silam, membuat istri Daeng Rusnadi ini banyak dikenal masyarakat.

Bahkan, popularitas Ngesti sudah teruji ketika suaminya Daeng Rusnadi terjun ke politik pada tahun 1992, dengan menjadi anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Riau.

Sejalan dengan pemekaran Kabupaten Natuna, Daeng pun meraih puncak tertinggi di DPRD Natuna dengan posisi Ketua DPRD pada tahun 2001, yang secara otomatis membuat Ngesti juga menjadi Ketua Ikatan Kesejahteraan Istri Anggota Dewan (IKIAD) DPRD Natuna.

Kepada hariankepri.com, Ngesti menceritakan, berangkat dari Ketua IKIAD DPRD Natuna, ia mengembangkan program-program yang bermanfaat bagi masyarakat.

Bukan hanya IKIAD, Ngesti juga menggeluti organisasi-organisasi lainnya, termasuk ia terpilih menjadi Ketua Aisyiyah Kabupaten Natuna dari 2003 hingga sekarang.

“Sejak remaja saya juga ikut gabung dengan remaja masjid serta masuk organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII),” sebutnya.

Kecintaannya terhadap organisasi dan dakwah, juga membawanya bergabung ke dalam organisasi Muhammadiyah.

Ngesti yang juga Ketua DPD Golkar Natuna foto bersama Ketum Golkar, Airlangga Hartarto

Ngesti yang terlahir sebagai anak ke tujuh dari sembilan bersaudara ini, berhasil menyelesaikan pendidikannya dari SD, SMP hingga SMK Muhammadiyah dan melanjutkan studi di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, dengan jurusan Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia.

“Saya ambil fakultas ini, karena saya mau dan merasa sangat pas dengan kemampuan saya di jurusan itu,” terangnya.

Ngesti mengatakan, dirinya sudah menjajal dunia tarik suara, puisi, menulis cerpen, dan teater semenjak SD. Lomba dan kejuaraan selalu diikutinya.

“Waktu SMP saya langganan untuk baca puisi di RRI Cilacap. Puisi yang sangat saya sukai adalah karya-karya Chairil Anwar, WS Rendra dan Emha Ainun Najib,” paparnya.

Bakat ini pun dimaksimalkan Ngesti, ketika kuliah di IKIP Yogyakarta (sekarang UNY). Ketua Golkar Kabupaten Natuna ini bergabung dengan teater Bangkit di kampusnya, hingga menyabet juara 2 lomba teater se-Provinsi DIY tingkat Perguruan Tinggi (PT).

“Waktu saya skripsi pun, ambil karya-karya WS Rendra sebagai bahan analisis,” imbuhnya.

Bagi ibu 4 anak ini, bahwa setiap orang mempunyai pilihan hidup dan kesempatan yang sama. Ketika ia menyukai sastra, bukan berarti dirinya tidak bisa dan tidak punya kesempatan untuk berpolitik.

Tantangan berat yang harus diterima dan dijalankan adalah, bagaimana menjadi pemimpin untuk semua masyarakat Natuna.

Ia berharap, dengan kesempatan menjadi Wakil Bupati ini, menjadikan dirinya lebih banyak berbuat untuk kesejahteraan masyarakat.(adv)

Exit mobile version