TANJUNGPINANG (HAKA) – Dari data yang ada pada jajaran kepolisian, bahwa tekanan ekonomi dan konflik keluarga jadi penyebab kasus bunuh diri di Kota Tanjungpinang.
Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol Hamam Wahyudi, menyatakan, mayoritas kasus tersebut memiliki latar belakang yang serupa.
“Sebagian besar karena masalah ekonomi, keluarga, dan kondisi kesehatan mental,” ujarnya, kepada hariankepri.com kemarin.
Ia mencatat, ada 6 kasus bunuh diri yang terjadi sejak awal tahun hingga Oktober 2025.
Yang terakhir terjadi pada 25 Oktober 2025, di Perumahan Pinang Mas Residence.
Menyikapi hal ini, Kapolresta menekankan perlunya seluruh elemen masyarakat untuk mengambil peran.
Kombes Hamam ingin tokoh agama maupun komunitas ikut serta merangkul orang-orang yang depresi.
“Bagi yang depresi segera tingkatkan iman, sering aktif juga melakukan aktivitas yang positif,” katanya.
Ia mengajak masyarakat, untuk menyelesaikan masalah tidak dengan cara cepat atau bunuh diri.
“Tidak perlu sampai menghilangkan nyawa dengan bunuh diri, pasti semua masalah ada jalan keluarnya,” ucapnya.
Hamam menambahkan, Polresta Tanjungpinang akan mengoptimalkan peran unit Pembinaan Masyarakat (Binmas).
“Kami ingin menyentuh langsung dan memberikan edukasi kepada masyarakat yang membutuhkan,” tutupnya. (dim)
