Beranda Daerah Bintan

Kolaborasi dengan Pemda, Japfa Group Sukses Ekspor Ayam dari Bintan ke Singapura

0
Ekspor ayam hidup oleh Japfa Group dari Kabupaten Bintan ke Singapura-f/istimewa-japfa

BINTAN (HAKA) – Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, sukses melakukan trial ekspor perdana produk ayam hidup, ke Negara Singapura.

Menurut Head of Commercial farm Sumbagut Japfa Grup, Taopik Robina,
ekspor ini merupakan ekspor percobaan, sebelum dilakukan ekspor reguler yang direncanakan akan dilepas secara resmi oleh Gubernur Kepri dan Bupati Bintan.

“Kesuksesan trial ekspor ini merupakan kolaborasi yang baik antara Pemda beserta stakeholder terkait lainnya,” jelasnya, kepada hariankepri.com, Selasa (23/5/2023).

Ia menyebutkan, adapun jumlah ayam hidup yang berhasil di kirim ke Singapura sebanyak 23.040 ekor. Pihaknya juga bersyukur, tingkat kematian ayam sampai di Singapura juga sangat sedikit.

“Kami juga mengklarifikasi pemberitaan sebelumnya yang menyampaikan, bahwa ekspor berasal dari Kota Tanjungpinang, yang seharusnya dari Bintan,” sebutnya.

Taopik menerangkan, ekspor ayam hidup dari Kabupaten Bintan, ini tepatnya dari Kandang ayam Close House milik Japfa Group di Kampung Tanjung Kapur, Kelurahan Kawal Kecamatan Gunung Kijang.

“Memang pengiriman trial ekspor saat itu melalui Pelabuhan Sri Payung, Batu 6 Kota Tanjungpinang,” imbuhnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, tujuan pembangunan kandang di Kabupaten Bintan itu, juga memang sejak awal khusus untuk ekspor. Sejatinya, keberadaan perusahaan ini tidak mempengaruhi kebutuhan ayam untuk lokal.

Oleh sebab itu, pihaknya juga membantah jika adanya trial ekspor ini menjadi penyebab harga ayam naik dipasaran saat ini.

“Penyebab terjadinya kenaikan ayam broiler saat ini dikarenakan ketidak seimbangan ketersediaan stok dan permintaan,” tegasnya.

Selain itu, sambung Taopik, pada April 2023, para peternak ayam broiler banyak yang mengurangi ayam peliharaannya, karena mengalami kerugian, yang sudah berlangsung berbulan-bulan, dari Januari 2023.

“Apalagi saat itu, harga jual ayam hidup tidak kunjung membaik dan selalu di bawah harga produksi dan ini terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia,” ungkapnya.

Baca juga:  Kemendagri Bantah Menolak, Isdianto Tetap Diproses

Selain itu, kata Taopik, faktor cuaca ekstrem di Kepri, juga menyebabkan pemeliharaan ayam di kandang tidak bisa mencapai performa yang baik.

“Sehingga banyak peternak memilih untuk memanen ayam broiler lebih cepat,” tukasnya. (rul)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini