
TANJUNGPINANG (HAKA) – Seorang wanita menceritakan pengalaman tidak mengenakan di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang. Hal tersebut disampaikan akun @piiaya melalui unggahan di media sosial (medsos), pada Kamis (29/5/2025) kemarin.
Dilihat dalam unggahan itu, korban menceritakan datang ke Bandara RHF menggunakan mobil untuk menjemput adiknya pulang dari Jakarta. Setelah tiba, ia didatangi tiga orang diduga sopir taksi bandara.
Ketiga orang itu menuduh korban tersebut menjadi driver taksi online, karena mobil yang digunakan sering keluar masuk Bandara RHF. Korban membantah karena dirinya hanya menjemput adiknya.
Sempat terjadi adu mulut antara korban dengan sopir taksi, hingga korban jadi korban tindakan rasis oleh oknum sopir taksi tersebut.
Ketua Asparnas Kepri Mulyadi Tan mengaku, korban merupakan anggota Asosiasi Pariwisata Nasional Indonesia. “Korban hendak menjemput adiknya di Bandara. Tapi dikira taksi online,” kata Mulyadi Tan kepada hariankepri.com, Jumat (30/5/2025).
Mulyadi menyampaikan, keprihatinan atas tindakan diskriminatif dan tuduhan yang tidak berdasar terhadap korban. Kejadian ini berpotensi merusak citra keramahan dan profesionalisme yang selama ini dibangun di sektor pariwisata, khususnya di Tanjungpinang.
Asparnas, lanjutnya, sudah berkoordinasi dengan pengelola Bandara dan Danlanud Tanjungpinang untuk penyelesaian persoalan ini secara bijaksana dan menyeluruh.
“Kita siap bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa setiap wisatawan maupun masyarakat mendapat perlakuan yang adil, hormat, dan sesuai dengan standar pelayanan pariwisata yang unggul,” imbuhnya.
Sementara itu, Airport Security & Service Improvement Department Head Bandara RHF Tanjungpinang Rudy Sudrajat mengaku, pihaknya telah menyampaikan persoalan itu kepada pengelola taksi Bandara RHF perihal kejadian dan tindak lanjut kepada sopir yang terlibat.
“Harapan kami pihak taksi dapat bertemu dengan pelapor untuk penyelesaian keluhan tersebut,” imbuhnya. (sah)