30.7 C
Tanjung Pinang
Minggu, November 9, 2025
spot_img

​Es Krim Wajib NKV: Melindungi Manisnya Rasa dari Bahaya Tersembunyi

Oleh : drh. Iwan Berri Prima, M.M

Wakil Ketua DPD Himpunan Alumni IPB Kepri

Es krim selalu punya tempat istimewa di hati masyarakat.

Dari anak-anak hingga orang dewasa, semua menikmati kelezatan dinginnya tanpa banyak berpikir dari mana asal bahan bakunya atau bagaimana proses pembuatannya.

Namun di balik rasa manis dan lembutnya, es krim sejatinya merupakan produk pangan asal hewan yang tidak boleh luput dari pengawasan ketat.

Karena itu, es krim pun wajib memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV).

Nomor Kontrol Veteriner (NKV) adalah sertifikat resmi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit usaha produk hewan setelah memenuhi persyaratan higiene dan sanitasi sesuai standar kesehatan masyarakat veteriner.

NKV memastikan bahwa setiap tahap pengolahan, penyimpanan, dan distribusi produk pangan asal hewan dilakukan dengan benar agar produk tersebut aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).

Sertifikat ini diterbitkan berdasarkan hasil audit oleh petugas berwenang, yang umumnya melibatkan dokter hewan dan berlaku selama lima tahun dengan evaluasi berkala.

Dasar hukum penyelenggaraan NKV cukup kuat. Regulasi ini berakar dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014.

Aturannya lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan.

Kemudian ditegaskan melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 Tahun 2020 tentang Sertifikasi NKV Unit Usaha Produk Hewan, serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2021 yang mengatur standar kegiatan usaha sektor pertanian.

Lalu, mengapa es krim perlu NKV? Bukankah produk ini hanya makanan penutup?

Justru karena bahan utamanya berasal dari susu dan produk turunannya, es krim termasuk pangan asal hewan yang sangat rentan terhadap kontaminasi mikroba patogen.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa produk olahan susu seperti es krim dapat mengandung bakteri berbahaya jika tidak diolah dengan benar.

Sebuah studi di International Journal of Environmental Health (2015) menemukan keberadaan Listeria spp. pada 12,6 persen sampel es krim dan susu mentah.

Bakteri ini mampu bertahan hidup bahkan pada suhu rendah dan dapat menyebabkan listeriosis, penyakit serius terutama bagi anak-anak, ibu hamil, dan lanjut usia.

Selain bahan baku yang rentan, proses pembuatan es krim juga memiliki banyak titik kritis yang membutuhkan pengawasan ketat.

Mulai dari pasteurisasi susu, pencampuran bahan, pembekuan, penyimpanan, hingga distribusi ke konsumen.

Setiap tahapan memiliki risiko kontaminasi silang apabila kebersihan alat, ruang produksi, atau pekerja tidak memenuhi standar.

Sertifikat NKV memastikan bahwa seluruh aspek ini telah diverifikasi melalui audit higiene dan sanitasi.

Rantai distribusi es krim pun memerlukan perhatian serius. Produk ini sangat bergantung pada suhu dingin yang stabil.

Apabila terjadi gangguan pada rantai pendinginan (cold chain), pertumbuhan mikroba dapat meningkat drastis.

Penelitian yang diterbitkan di Journal of Food Protection (2018) menunjukkan bahwa Listeria monocytogenes dapat tumbuh hingga 6,1 log CFU/mL pada milkshake yang disimpan di suhu 15°C selama 96 jam.

Inilah alasan mengapa pengawasan suhu dan sanitasi distribusi menjadi bagian dari standar NKV.

Dengan adanya nomor kontrol ini, bila terjadi kasus keracunan pangan, otoritas dapat melakukan penelusuran cepat terhadap asal produk (trace back) untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.

Selain melindungi konsumen, NKV juga melindungi pelaku usaha.

Dengan memiliki sertifikat ini, produsen es krim menunjukkan komitmen terhadap keamanan pangan dan meningkatkan daya saing produknya.

Di pasar global, jaminan keamanan pangan menjadi syarat mutlak untuk menembus perdagangan internasional.

Es krim dengan bahan baku susu lokal yang bersertifikat NKV tidak hanya aman dikonsumsi, tetapi juga memiliki nilai tambah di mata konsumen dan mitra dagang.

Namun, yang sering terlupakan adalah bahwa di balik semua proses pengawasan dan sertifikasi ini, terdapat peran besar seorang dokter hewan.

Dokter hewan tidak hanya bekerja di klinik atau memeriksa hewan peliharaan, tetapi juga berperan penting dalam memastikan makanan yang kita konsumsi aman.

Mulai dari peternakan sapi perah sebagai sumber susu, dokter hewan memastikan hewan sehat, bebas dari penyakit zoonosis seperti brucellosis atau mastitis, serta memastikan praktik pemerahan dilakukan higienis.

Di tingkat pengolahan, dokter hewan yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) melakukan audit dan verifikasi terhadap fasilitas produksi, kebersihan peralatan, kondisi penyimpanan, dan keamanan bahan tambahan pangan.

Mereka juga memberikan edukasi kepada pelaku usaha agar memahami pentingnya penerapan sistem jaminan keamanan pangan.

Dokter hewan menjadi penghubung antara kesehatan hewan dan kesehatan manusia, sebuah konsep yang dikenal dengan One Health.

Dalam konteks es krim, peran dokter hewan bahkan lebih vital.

Karena bahan baku utama es krim berasal dari hewan, maka pengawasan mulai dari sumber susu hingga produk akhir menjadi tanggung jawab sistem veteriner.

Ketika kita menikmati es krim, sesungguhnya kita sedang menikmati hasil kerja panjang dari rantai produksi yang dijaga oleh para dokter hewan.

Mereka memastikan bahwa setiap tetes susu yang digunakan berasal dari hewan yang sehat, diproses dengan standar sanitasi tinggi, dan didistribusikan melalui jalur yang aman.

Kita sering tidak menyadari bahwa dokter hewan ada di balik banyak makanan sehari-hari, susu pagi hari, daging ayam di meja makan, hingga es krim yang kita nikmati di sore hari.

Tanpa pengawasan veteriner dan sistem seperti NKV, potensi bahaya kesehatan masyarakat dari pangan asal hewan bisa meningkat drastis.

Maka, jika selama ini kita menganggap es krim hanyalah makanan manis yang menyenangkan, kini saatnya kita memahami bahwa keamanan di balik satu sendok es krim adalah hasil kerja ilmiah, pengawasan ketat, dan dedikasi para dokter hewan untuk melindungi kesehatan manusia. Semoga bermanfaat!

spot_img

Berita Lainnya

- Iklan -spot_img
Seedbacklink

Berita Terbaru