LINGGA (HAKA) – Menko Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan RI, Yusril Ihza Mahendra, resmi membuka Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2025.
Menko Yusril menegaskan, bahwa Kepri adalah motor perkembangan kesusastraan Melayu dan Indonesia..Kepri memiliki akar kuat peradaban Melayu.
“Festival ini adalah langkah tepat dan strategis, dan selayaknya secara berkelanjutan setiap tahun,” harapnya.
Dia juga menyebut FSIGB bukan sekadar ajang pembacaan puisi. Festival ini adalah “sebuah laboratorium kemanusiaan.”
Menko Yusril percaya, festival ini memberi dampak positif, di antaranya yaitu peningkatan sektor pariwisata di Kepulauan Riau dan nasional.
Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, budaya adalah segmen penting dalam pengembangan pariwisata Kepri.
“Pemerintah berkomitmen menghidupkan kembali kekayaan budaya daerah,” tegasnya.
Ansar juga menyampaikan rencana besar. Monumen bahasa dan museum budaya, yang pembangunannya sedang persiapan.
“Proyek ini akan memperkuat identitas Melayu Kepri,” ujarnya.
Sementara itu, Dato’ Rida K. Liamsi, Tokoh Sastra dan Ketua Panitia FSIGB 2025, menyampaikan sejarah penting festival ini lahir yang dari Pulau Penyengat.
“Dulu, dari pulau kecil ini, puluhan karya besar lahir pada abad ke-18,” kata Dato’ Rida.
Selama delapan tahun, FSIGB sukses mempertemukan sastrawan dari lima negara. Meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, dan Thailand.
“Festival ini rutin menerbitkan antologi puisi bersama,” sebutnya.
FSIGB 2025 mengusung tema “Memelihara Persaudaraan Para Penyair.” Ini menjadi penegasan jati diri Kepri sebagai poros kebudayaan Melayu dan mercusuar literasi dunia.(dim)




