
BINTAN (HAKA) – Gubernur Kepri Ansar Ahmad, dan Cood Poultry Indonesia PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Arif Widjaja, meresmikan farm pullet Toapaya, Jalan Toapaya-Tembeling, Kampung Ceruk Ijuk, Kelurahan Toapaya Asri, Kabupaten Bintan, Kamis (15/7/2025).
Ansar mengapresiasi serta mendukung penuh PT Japfa Group melalui anak perusahaannya PT Indojaya Agrinusa, yang telah membuka peternakan ayam petelur (farm pullet) dengan skala besar, di Toapaya Asri tersebut.
“Alhamdulillah, bagus. Ini bisa mendukung ketersediaan salah satu komoditas pangan untuk masyarakat Kepri ke depannya,” ucapnya.
Ia juga berpesan kepada manajemen PT Japfa Group agar terus memperluas program kemitraan. Sehingga, warga lokal seperti petani maupun peternak bisa ikut terlibat dalam mengembangkan usaha di sektor itu.
“Selama ini, Japfa Group patuh dan ikut apa yang kita sarankan tentang peternakan ayam, dan saat ini ayam petelur, termasuk perkerutan tenaga kerja lokal,” imbuhnya dengan singkat.
Sementara itu, Head of Feed Operations Sumatera PT Japfa Group, Anwar Tandiono mengatakan, pihaknya membangun kandang ternak ayam petelur itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kepri, khususnya Bintan maupun Kota Tanjungpinang.
Bahkan kata dia, menargetkan tahun 2026 akan memproduksi telur ayam ras sekitar 360 ribu butir setiap hari. Angka itu, masih jauh dengan kebutuhan masyarakat Kepri yang ada di tujuh kabupaten kota sekitar 2 juta butir per hari.
“Kita sudah lakukan survei. Jadi pasokan telur ayam di Kepri didatangkan dari luar daerah seperti Medan sekitar 95 persen,” jelasnya.
Salah satu keunggulan ayam petelur milik Japfa Group di antaranya, mempunyai kualitas yang baik untuk masa waktu telur ke konsumen, serta menekan harga di pasar tradisional maupun modern di Kepri.
“Apalagi telur ayam ras merupakan komoditas yang paling disukai hampir semua masyarakat,” tuturnya.
Anwar yang kerap disapa Ancai menerangkan, lokasi ayam petelur yang baru itu ada 2 kandang. Kandang pertama adalah ayam betina usia 0 hingga 16 minggu.
Lalu, ayam berusia remaja itu dipindahkan ke kandang berikutnya untuk memproduksi telur. Selain itu, lokasi itu juga disiapkan sejumlah mess karyawan untuk tetap menjaga kualitas ayam serta kebersihan lingkungan.
“Harus kita pisahkan karena memaksimalkan sanitasi bio sekuriti. Sehingga, kualitas lingkungan kandang tetap terjaga agar produksi telur semakin baik,” tutupnya. (rul)