Beranda Headline

Bakal Jadi Pusat Ekonomi, Pelantar 1 dan 2 Tanjungpinang akan Segera Disambung

0
Kapal feri saat sandar di Pelabuhan Kuala Riau (Pelantar 2), Kota Tanjungpinang.f/zulfikar-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Kepri, Junaidi menyampaikan, proyek integrasi (penyambungan) Pelantar 1 dan 2 atau Pelabuhan Kuala Riau, Kota Tanjungpinang ditargetkan akan mulai dikerjakan pada Mei 2022 mendatang.

“Anggarannya itu sekitar Rp 40 miliar. Sekarang lagi dalam tahap proses di LPSE untuk dilelang, target kita Mei sudah dikerjakan,” katanya, di Aula Wan Seri Beni, Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang, Jumat (8/4/2022).

Lebih lanjut ia mengutarakan, proyek integrasi kedua pelantar tersebut, merupakan tahap awal dari pengembangan kawasan di dua pelabuhan tersebut.

Karena kata dia, selain untuk mengurai kemacetan di kawasan kota lama, pengintegrasian kedua pelantar tersebut, bertujuan untuk menjadikan kawasan itu sebagai pusat ekonomi dan kegiatan masyarakat.

“Nantinya di kawasan itu akan menjadi pelabuhan penumpang tujuan Penyengat, Kampung Bugis, dan Senggarang. Di sana juga akan dijadikan sebagai gudang logistik dan pusat kegiatan ekonomi lainnya,” paparnya.

Junaidi menjelaskan, untuk mewujudkan hal itu, Pemprov Kepri di tahun 2023 mendatang sudah mulai melakukan studi kelayakan untuk rencana pengembangan kawasan tersebut.

Sehingga, sambung Junaidi, ditargetkan pada tahun 2024 mendatang, rencana pengembangan itu sudah bisa dilaksanakan.

“Untuk anggaran studi kelayakan dan pembangunan pengembangan kawasan itu kita akan menggunakan dana hibah dari Millenium Challenge Corporation (MCC), Amerika Serikat dalam program Compact-2,” paparnya.

Terpisah, Environmental and Social Associate Director MCC, Jason Jones menyampaikan, dana hibah dalam Program Compact-2, merupakan dana yang berasal dari hasil pembayaran pajak masyarakat Amerika Serikat, yang digunakan untuk memberi manfaat bagi negara-negara sedang berkembang.

Dana hibah ini sendiri sambungnya, sudah disebar di 24 negara di seluruh dunia. Khusus untuk di Indonesia, Provinsi Kepri menjadi salah satu dari lima provinsi di Indonesia selain Sulut, Sumsel, Riau dan Bali yang menjadi sasaran dana hibah investasi, yang bersifat time bound ini.

Baca juga:  Hidupkan Dunia Pariwisata, Dekranasda Kepri Bakal Gelar Pameran Online

Ia menjelaskan, tujuan dari program ini adalah untuk pengentasan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi. Dana compact ini akan cair di awal 2024 dan akan ada tenggat 5 tahun yang sangat ketat, sehingga harus berakhir di 2029.

“Namun sebelum cair akan ada dana pra compact yang dapat digunakan untuk kepentingan seperti studi kelayakan,” jelasnya.

Sebagai informasi, MCC adalah lembaga bantuan luar negeri Amerika Serikat (AS) untuk membantu perjuangan melawan kemiskinan global.

Sedangkan Program Compact adalah program kerja sama antara MCC dengan suatu negara untuk mendanai proyek-proyek spesifik selama 5 tahun yang ditargetkan untuk mengurangi kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. (kar)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini