TANJUNGPINANG (HAKA) – Sebanyak 4,25 juta metrik stockpile bijih bauksit di Provinsi Kepri resmi dieksekusi sebagai aset negara, oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Polkam) lewat Desk Penerimaan Devisa Negara (PDN).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Wakil Menteri (Wamen) Polkam, Lodewijk Freidrich Paulus menyampaikan, bahwa stockpile ini memiliki potensi untuk menambah devisa negara sekitar Rp1,4 triliun.
“Ada 14 titik stokpile yang ada di Kepri ini. Kita sangat mengapresiasi atas sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam menindaklanjuti aset negara yang terbengkalai sejak tahun 2014,” ujarnya, kepada hariankepri.com, Senin (28/7/2025).
Ia yakin, bahwa bijih bauksit tersebut masih mengandung mineral yang bisa diolah lewat smelter menjadi alumina, yang nantinya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan aluminium.
“14 titik itu, di antaranya di Pulau Kentar 300.000 ton, Wacopek Bintan 1 juta ton, Pulau Kelong 1 juta ton, Pulau Angkut 200.000 ton, Pulau Malin 450.000 ton, dan Tembeling 200.000 ton,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga akan mengeksekusi beberapa titik stokpile lainnya yang terletak di wilayah Tanjung Moco Senggarang, Sei Timun dan Dompak Laut.
“Kalau ini berhasil, kita yakin Provinsi Kepri bisa menjadi percontohan nasional dalam penanganan stokpile seperti ini,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Jaksa Agung Muda Intelijen, Sarjono Turin menjelaskan, bahwa stokpile ini berasal dari kasus korupsi pertambangan yang sudah berkekuatan hukum tetap.
Menurutnya, eksekusi ini dilakukan setelah ada keputusan dari Pengadilan Tinggi (PT).
Setelah dieksekusi, tim independen dari Kementerian ESDM akan mengecek kualitas dan kuantitas bauksit sebelum dilelang.
“Pemenang lelang nantinya akan mengolah bauksit tersebut di smelter hingga menghasilkan alumina yang akan diekspor,” ungkapnya. (dim)
